BOGOR – Beberapa titik di Kecamatan Citeureup masih menjadi terminal bayangan. Misalnya di depan Kantor Polsek Citeureup.
Sebagian aktivitas menaikturunkan penumpang masih saja terjadi di
luar terminal. Pada jam-jam tertentu angkot dan becak berderet-deret
mengangkut dan menurunkan penumpang.
Aktivitas itu terjadi ketika jam pulang sekolah. Akibat penumpukan
tersebut, arus kendaraan yang datang dari arah Jalan Pahlawan yang
menuju ke Jalan Mayor Oking tersendat. Sama halnya dengan laju kendaraan
dari Jalan Citeureup menuju pasar.
Camat Citeurep, Asep Mulyana Sudrajat mengaku tengah mengusulkan
kembali pembangunan terminal di Citeureup. Menurutnya, kebaradaan
terminal sangat urgen.
“Jika nanti ada terminal. Isnya Allah tak akan seperti ini,” ucapnya.
Ketika ditanya kapan realiasi terminal Citeureup bisa dilakukan, Asep mengaku belum bisa memastikan kapan waktunya.
Terpisah, Kabid Terminal dan Angkutan pada Dinas Lalu Lintas Angkutan
Jalan (DLLAJ) Kabupaten Bogor, Dudi Rukmayadi menerangkan, realisasi
terminal Citeureup belum dapat dipastikan. Pasalnya, penentuan lahan
masih mengalami perubahan.
“Kita cari lahan dulu. Sudah beberapa kali ada perubahan karena berbagaimacam pertimbangan,” kata Dudi saat dihubungi.
Menurut dia, penetapan lokasi terminal akan disesuaikan dengan
tipenya. Semisal teminal tipe A, harus di jalan arteri dan jalannya
sekurang-kurang jarak masuk dari jalan umum ke terminal 100 meter.
Dan,terminal tipe B letaknya harus di jalan arteri atau kolektor
dengan kelas jalan sekurang-kurangnya jarak dari jalan umum ke terminal
50 meter. Sedangkan terminal tipe C harus di jalan kolektor atau lokal
dengan jarak masuk dari jalan umum.
“Pasti akan direalisasi. Tapi harus sabar menunggu,” tuturnya.
0 komentar:
Post a Comment