BOGOR – Rendahnya serapan anggaran di Kabupaten
Bogor masih jadi bahasan banyak kalangan. Tak terkecuali Sekretaris
Komisi II DPRD Jawa Barat, Asep Wahyuwijaya.
Politisi Partai Demokrat itu menyebut, rendahnya serapan anggaran memicu perkembangan pembangunan di Kabupaten Bogor stagnan.
Ia juga tidak menampik jika pembangunan di beberapa kecamatan dan
desa, terutama daerah perbatasan di Kabupaten Bogor, masih sangat
terlambat. Sebagai contoh pembangunan di Kecamatan Tenjo.
“ Di Tenjo misalnya, dana bantuan dari Provinsi Jawa Barat tidak
terserap dengan baik, bahkan tidak digunakan. Ini bisa menimbulkan rasa
frustrasi masyarakat di pelosok,” ujar Asep Wahyuwijaya usai menghadiri
halal bihalal dengan tokoh masyarakat, pemdes, dan kepala desa di Desa
Cibatok I, Kecamatan Cibungbulang, Minggu (24/7/2016).
Akibatnya, lanjut Asep, dana bantuan provinsi untuk tahun 2016 yang
murni dari perubahan turun menjadi Rp57miliar dibandingkan tahun 2015
yang mencapai Rp211 miliar. Alhasil, sudah bisa dipastikan program
pembangunan di Kabupaten Bogor, terutama di daerah perbatasan, akan
terhambat.
“ Saya berharap, dana Rp57 miliar tahun 2016 ini bisa dihabiskan, dan
dapat diprioritaskan untuk pembangunan di wilayah perbatasan,” tandas
wakil rakyat dari dapil Kabupaten Bogor ini.
Dalam halal bihalal tersebut, hadir juga Barisan Relawan Asep
Wahyuwijaya (Balawa). Koordinator Balawa, Reza Maulana menyebut, banyak
relawan yang menginginkan AW -sebutan Asep Wahyuwijaya -fokus pada
pembangunan di Kabupaten Bogor.
“ Lebih baik jadi bupati atau wakil bupati. Karena saat ini Kabupaten
Bogor butuh pemimpin yang berwawasan luas seperti Kang AW. Karena
beliau tahu soal pemetaan Kabupaten Bogor, terutama pembangunan tata
ruang yang baik,” ucap Reza.
0 komentar:
Post a Comment