POJOKJABAR.com, BANDUNG – Kepala Dinas Perhubungan (Kadihub) Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan, ujicoba smart card dengan Telkom kurang berhasil.
“Masalah kelistrikan yang dalam pengoperasian sering membuat accu drop,” ujar Didi kepada wartawan Selasa (11/10/2016).
Namun, lanjut Didi, pihak Telkom sudah menemukan solusi perbaikannya. Tapi rencana hubungan bisnis terkendala harus melalui proses lelang.
“Karena sistem integrator smart card ini sangat tidak logis kontrak tahunan maka harus multiyear. Kan nggak bagus kalau tahun pertama operatornya A, tahun berikutnya ganti B,” papar Didi.
Didi meneruskan, untuk multiyear harus ada persetujuan dewan. Bicara jangka waktu kerjsama, Didi mengatakan, jangka waktu kontrak diharapkan bisa 5-10 tahun, dan bisa diperluas. “Harapan kita nantinya bisa untuk smart parking, smart retribution, smart payment, dan lain-lain. Agar operator tidak ganti-ganti dan tidak ada handicap tidak kompatibel akibat beda operator,” tegasnya.
Menurut Didi, draft surat permohonan persetujuan dewan dari walikota sudah dibuat, diharapkan tahun depan bisa lelang integrator smart card. “Karena harus ada pembahasan khusus antara walikota, sekda, dan pihak Dishub sebelum ditandatangani,” terangnya.
Sementara itu untuk penggunaan di armada Damri, karena tidak perlu lelang, sekarang sedang didorong untuk memulai lebih awal dalam penggunaan smard card.
“Progres pembicaraan dengan damri relatif lancar dan sedang dibahas intensif. Mudah-mudahan bisa direalisasi akhir tahun ini,” paparnya.
Sementara itu, untuk penggunaan smard card di taxi sudah dua kali rapat bersama, responnya relatif lebih sulit dibanding dengan Damri.
Seperti diketahui smart card ini dilauncing pada Desember tahun lalu. Dengan semangat mengurangi transaksi tunai di Kota Bandung. Awalnya smart card ini, juga dikonsep agar bisa digunakan di dunia pendidikan. Lalu merambah ke dunia transportasi, yaitu untuk membayar ongkos TMB. (mur)
sumber: pojok jabar
0 komentar:
Post a Comment