Banner 1

Monday, 2 July 2018

Lelang Proyek Masjid Agung Harus Transparan



BOGOR–RADAR BOGOR,Jelang diumumkannya pemenang peserta lelang proyek Masjid Agung, sejumlah kalangan mewanti-wanti Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kota Bogor untuk bijak menunjuk siapa pemenang lelangnya.
Ketua Forum Pemerhati Jasa Konstruksi dan Pembangunan (FPJP), Thoriq Nasution mengatakan, meski sudah diberlakukan layanan pengadaan secara elektronik (LPSE), proses lelang tak sepenuhnya berjalan transparan.
Thoriq meminta agar Pemkot Bogor terus memperbaiki sistem LPSE, karena semakin sistem berjalan baik maka akan menghasilkan pemenang yang berkualitas. Tak hanya itu, kejujuran kelompok kerja (pokja) di ULP Kota Bogor juga menjadi salah satu kuncinya.
“Selama ini kan masing-masing. Kalau ada yang kurang gak ketahuan. Saya usulkan ada saksi independen, kelengkapan calon pemenang. Selama ini kita gak tahu,” jelasnya kepada Radar Bogor.
Sejauh ini, ada delapan perusahaan yang sudah menaruh penawaran pada proyek seharga Rp9,5 miliar tersebut. Penawaran paling rendah ditawar oleh PT Fikri Bangun Persada yakni Rp1,7 miliar. Artinya, penawaran tersebut berkali-kali lipat lebih murah dari nilai pagu pengerjaan penguatan struktur dan pengerjaan bawah bangunan Masjid Agung.
Meski begitu, menurut Thoriq, harga paling murah tak bisa menjadi patokan ULP Kota Bogor dalam menetapkan siapa pemenang lelang. Karena ada faktor lain, seperti halnya material yang digunakan sebagai bangunan Masjid Agung.
“Konstruksi mah harga-harganya ketahuan, besi, semen, beton. Jadi gak mungkin banting jauh. Banting Rp1 miliar riskan untuk bangun masjid,” ungkapnya.
Meski begitu, siapa pun yang dipilih ULP Kota Bogor sebagai pemenangnya, Thoriq mengajak untuk sama-sama mengawasi pengerjaannya. Ia juga meminta ULP transparan dalam penunjukan pemenang lelang proyek Masjid Agung.
“Sama-sama mantau, minta transparansi dari ULP, pada saat verifikasi perusahaan. Nanti ada tiga calon itu harus diundang semua, dihadapkan, verifikasi sama-sama,” kata Thoriq.
Seperti diberitakan sebelumnya, hingga Kamis malam (28/6) sedikitnya ada 84 perusahaan yang sudah mendaftar di website resmi LPSE Kota Bogor. Namun, hanya ada delapan perusahaan yang menaruh harga penawaran untuk proyek sebesar Rp9,5 miliar itu.
Antara lain, PT Fikri Bangun Persada, PT Satyagi Cipta Prima, PT Alvarini Gemilang, PT Dutakarya Pratha­manunggul, PT Pilar Cadas Putra, PT Dimensi Duta Karya, PT Bangun Kharisma Prima, serta Esindo Manunggal Karya. Dari beberapa harga penawaran yang diinput mulai dari Rp1,7 miliar, penawaran terbesar diinput oleh Esindo Manunggal Karya dengan harga penawaran sebesar Rp9,2 miliar.(fik/c)

Sumber : Radar Bogor

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment