Masyarakat Desa Puraseda, Kecamatan Leuwiliang, mengeluhkan belum masuknya sinyal jaringan seluler ke tempat tinggal mereka. Komukasi pun jadi sangat terhambat di daerah tersebut.
Warga setempat, Agus (32) bahkan mengaku untuk sekadar mendapatkan sinyal, ia harus keluar dari perkampungannya.
”Saya harus turun ke bawah (ke arah Kecamatan Leuwiliang, red) biar dapat sinyal kuat. Di atas ini, jangankan buat internetan, sekadar telepon saja suka susah,” keluhnya kepada Radar Bogor.
Hal senada juga diungkapkan Yusep (52), anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Puraseda. Di wilayahnya sangat minim sinyal komunikasi dari berbagai provider. Hal tersebut tentu berdampak pada komunikasi dan koordinasi dan di lintas aparat pemerintah desa ke kecamatan jadi terhambat. ”Kalau lagi ada bencana, misalnya, komunikasi itu kan menjadi hal yang paling utama biar cepat tanggap,” paparnya.
Menyikapi ini, Camat Leuwiliang Chairuka Judhyanto mengaku telah berkomunikasi dengan seluruh pihak operator penyedia layanan komunikasi agar segera dibangun base transceiver station (BTS) di daerahnya.
”Insya Allah kami siap. Toh, mereka juga diuntungkan dengan banyaknya pengguna provider telekomunikasi,” ungkapnya.
Chairuka berharap secepatnya dibangun BTS di wilayah-wilayah yang masih sulit sinyal. ”Minimal menghubungi kepala desa di pedalaman tidak harus menunggu sinyal masuk dulu,” tutupnya.
Sumber : radarbogor.id
0 komentar:
Post a Comment