Monday, 30 April 2018
Home »
Berita Utama
» Balita Dicabuli Teman–Guru Ngaji
Balita Dicabuli Teman–Guru Ngaji
Kasus kekerasan seksual terhadap anak kembali terjadi di Bogor. Kali ini menimpa, sebut saja Bunga, di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Balita berusia 4,5 tahun ini diperlakukan tidak senonoh oleh teman juga guru ngaji di tempatnya biasa mengaji.
Ketua Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) Kabupaten Bogor, Fachry A mengatakan, orang tua korban awalnya datang untuk melaporkan kejadian yang menimpa anaknya yang terjadi April lalu. “Orang tuanya baru datang hari ini (kemarin),” kata Fachry.
Dia melanjutkan, kekerasan seksual yang menimpa korban diduga dilakukan lima orang sekaligus. Mereka berusia 8 sampai 17 tahun yang tak lain teman korban. Bahkan, salah satunya adalah guru mengaji korban yang masih berusia 17 tahun.
Korban, sambung Fachry, baru dua minggu mengaji dengan guru ngajinya yang juga masih memiliki hubungan kekerabatan. Selain diperlakukan tidak senonoh, kata Fachry, korban juga pernah menjadi korban kekerasan fisik. “Korban ini juga bicara bahwa ada anak lain diperlakukan sama, masuk ke ruangan terus ngejerit-jerit,” jelasnya.
Masih kata Fachry, ada dugaan kalau aksi yang dilakukan guru juga teman korban merupakan perpeloncoan, lantaran baru saja masuk menjadi murid di pengajian tersebut.
“Berarti anak-anak di sana pun sama diperlakukan seperti itu. Makanya, polisi harus mengurai kasus ini, karena sepertinya ada penyimpangan,” bebernya. Kasus tersebut kemudian dilaporkan ke Polres Bogor.
“Kondisi psikologis korban, kemarin-kemarin setiap kali ketemu orang jadi takut. Tapi sekarang, alhamdulillah bisa ceria,” jelasnya. Untuk sementara, sambung Fachry, korban sedang diamankan, karena sempat mendapatkan ancaman dari pihak pelaku.
Di tempat terpisah, psikolog Retno Lelyani Dewi mengatakan, kekerasan seksual pada anak kini berada pada tahap kritis. “Anak dengan mudahnya menjadi korban,” ujar wanita yang juga kepala Biro Psikologi Rumah Cinta itu.
Retno melanjutkan, orang dewasa baik itu orang tua, kakek, guru, uztaz, tetangga berisiko menjadi pelaku kekerasan seksual. Dengan internet di tangan, banyak tontonan tidak sehat yang menstimulasi mereka untuk mencari korban.
“Perlu gerak cepat, serentak, terkoordinasi untuk memberi edukasi pada anak dan para ibu untuk mengondisikan lingkungan yang aman dan nyaman buat anak,” ujarnya.
Sumber : radarbogor.id
Related Posts:
Registrasi Massal Dilakukan oleh Operator JAKARTA – RADAR BOGOR,Dugaan registrasi nomor ponsel secara massal dengan menggunakan satu nomor induk kependudukan (NIK), oleh pihak operator semakin menguat. Praktik itu dilakukan ketika masuk masa transisi kebijakan … Read More
Kisah Anastasia Wella, Penderita Dissociative Identity Disorder, yang Hidup dengan 10 Kepribadian (1) Anastasia Wella sempat dianggap kesurupan sehingga dibawa ke tiga ”orang pintar” yang berbeda. Pernah jadi korban perundungan ekstrem semasa di sekolah dasar.HENDRA EKA, JakartaTak ada yang mengenal Anastasia Wella di ling… Read More
Preview Real Madrid vs Juventus: Bianconeri Menentang Tradisi MADRID–RADAR BOGOR,Statistik dan histori sama sekali tidak berpihak kepada Juventus pada leg kedua perempat final Liga Champions ini. UEFA mencatat dari 49 tim yang kalah 0-3 di kandang pada leg pertama fase knock out, gag… Read More
Asyik! THR PNS Tambah Besar BOGOR–RADAR BOGOR,Kabar bahagia datang untuk para pegawai negeri sipil (PNS) di seluruh Indonesia. Baik yang masih aktif, maupun yang berstatus pensiunan. Pasalnya, pemerintah akan menambah besaran tunjangan hari raya (TH… Read More
Ongkos Haji Jadi Rp35,23 Juta BOGOR– RADAR BOGOR,Keputusan Presiden (Keppres) tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2018 sudah ditandatangani Presiden Joko Widodo. Pernyataan tersebut diungkapkan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (… Read More
0 komentar:
Post a Comment