Relokasi masih Simpang Siur

Sering diterjang banjir bandang, membuat warga Kampung Tengah RW 03, Desa Pura­seda, Kecamatan Leuwiliang membangun turap di depan SDN Kam­pung Tengah.

Hal ini dilakukan agar kegiatan belajar mengajar (KBM) 200 siswa tak terganggu. Apalagi, pada Mei mendatang akan berlangsung ujian nasional (UN) bagi kelas VI.

Tokoh masyarakat Kampung Tengah, Yusep mengatakan, bangunan sekolah seharusnya direlokasi ke tempat lain. Sebab, jika diperbaiki hanya akan buang-buang anggaran karena akan rusak diterjang banjir.

“Lahannya sudah ada, tinggal menunggu anggaran dari dinas pendidikan (disdik). Ternyata tak ada anggaran untuk beli tanahnya. Akhirnya telantar, karena sudah enam bulan seperti ini,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Sementara, Ketua RT 02 Mamun menuturkan, anggaran pembangunan turap berasal dari bantuan donatur dan dana talangan sebesar Rp200 juta. “Nanti akan diganti sama pemerintah melalui BPBD Kabupaten Bogor,” ucapnya.

Menanggapi permasalahan tersebut, Kasi Kelembagaan dan Sarpras SD pada Disdik Kabupaten Bogor, Deddy Syafrudin menjelaskan, rencana relokasi SDN Kampung Tengah akan terus berjalan. Mengenai tudingan warga disdik tak ada anggaran, ia membantahnya.

Saat ini tim appraisal tengah melakukan pengkajian dari opsi-opsi lahan yang paling memung­kinkan. “Kami masih mengkaji berbagai aspek mana yang paling cocok untuk dibangun,” jelasnya.

Setelah tim aprasisal mengkaji, nanti akan diserahkan hasilnya ke tim sem­bilan. Baru proses negosiasi harga se­suai NJOP, pengukuran tanah oleh BPN, pelunasan dan terakhir ke tahap pembangunan. “Mengenai dana pem­ba­ngunan, akan pakai APBD. Sedangkan dana alokasi khusus (DAK) digunakan untuk beli lahan,” pungkasnya.


Sumber : radarbogor.id