Friday, 19 January 2018
Home »
» Kepedulian Eli Hevidayanti pada Anak-anak
Kepedulian Eli Hevidayanti pada Anak-anak
Ketika mencintai anak-anak, banyak orang yang bergelut di dunia mereka. Mulai dari membuat sekolah, berkunjung ke berbagai daerah hingga membuat sebuah tempat untuk anak-anak berkumpul. Seperti yang dilakukan pencinta dunia anak, Eli Hevidayanti Luthfi.
Eli mengaku pernah menjadi pengajar di Sekolah Alam Bogor. Setelah memutuskan berhenti, ia merasa sulit lepas dengan anak-anak karena kecintaannya terhadap mereka. Kemudian, wanita kelahiran Bogor, 30 Januari 1989, ini pun mendirikan sebuah tempat yang disebutnya ‘Pangiuhan’ untuk menciptakan lingkungan ramah anak di rumahnya, kawasan Bondongan, Bogor Selatan.
“Pangiuhan adalah nama tempat yang kami dirikan, dengan harapan menjadi wadah yang maslahat bagi umat,” tuturnya.
Eli menjelaskan bahwa Pangiuhan berasal dari bahasa Sunda yang artinya sebuah tempat berteduh. Pergerakan ini melibatkan semua lapisan masyarakat seperti anak-anak, remaja serta orang tua yang turut berperan aktif mewujudkan lingkungan berakhlakul karimah, berbagi peran menyiapkan generasi pemimpin peradaban yang berakhlak mulia.
Eli memang bercita-cita ingin memiliki taman baca atau tempat mengaji untuk anak-anak. Setelah berdiskusi dengan sang kakak, Aries Muhammad Luthfi, akhirnya dibuatlah konsep dan berbagai kegiatan. Pada 2014, Pangiuhan berdiri untuk usia dini, mulai tiga sampai enam tahun.
Awalnya, hanya satu keponakan yang diajar, kemudian mengajar keponakan yang lain sampai lima orang. Tetangga sekitar pun mulai tertarik dan bertanya mengenai Pangiuhan tersebut. Sebagian besar menyangka jika Pangiuhan adalah PAUD, tapi setelah dijelaskan mereka mengerti dan tertarik untuk mengikuti.
“Saat itu Pangiuhan memang sudah berjalan, ada beberapa kegiatan dan koleksi buku, tetapi peminatnya belum banyak. Setelah melaksanakan kegiatan, anak-anak semakin banyak yang datang,” tutur Eli.
Melihat anak-anak semakin banyak, yang awalnya memanfaatkan ruang tamu, akhirnya Eli dan kakaknya berpikir untuk membuat saung untuk kelas yang berkonsep sekolah alam. Awalnya, mereka hanya memiliki modal Rp2 juta, namun uang tersebut habis dibelikan bambu-bambu. Tak berhenti sampai di situ. Eli yang memiliki keinginan besar mendirikan Pangiuhan gratis menjadi sarana belajar dan bermain anak ini mencoba peruntungan melalui media sosial.
“Saya share di media sosial bahwa kami memiliki kegiatan gratis untuk anak-anak dan sedang melakukan pembangunan, ternyata banyak sekali yang merespons. Baik yang memiliki visi dan misi sama ingin menciptakan kawasan ramah anak, sampai akhirnya mendapatkan Rp30 juta untuk membangun semua keperluan Pangiuhan,” tuturnya.
Akhirnya, pembangunan selesai dengan lancar. Sampai saat ini sudah ada 80 murid yang dibina. Jika ada yang bermain dan tidak rutin ikut kegiatan mungkin sudah lebih dari 100 anak. Eli melihat bahwa untuk bersekolah di sekolah alam memerlukan biaya mahal, sedangkan untuk anak prasejahtera tidak bisa menikmati itu.
Karenanya, Pangiuhan hadir dengan memberikan konsep tersebut agar bisa juga dirasakan anak-anak prasejahtera.
“Uniknya, untuk anak umur tiga sampai enam tahun di Pangiuhan ini tidak menitikberatkan pada calistung secara spesifik. Kalaupun ada, disatukan dengan bermain dan hanya berupa pengenalan,” tuturnya.
Eli mendapatkan uang dari tabungan hasil menjuarai Pemuda Pelopor. Ia pun dibantu donatur, penjualan merchandise dan dana usaha dari Pangiuhan, yaitu EO U-Lin. Saat ini, pengajar tetap ada dua yaitu Eli dan kakaknya, dibantu para volunter.
“Volunter Pangiuhan membuat EO untuk anak-anak yaitu EO U-Lin, dan keuntungan dari event yang kami selenggarakan untuk operasional Pangiuhan,” tuturnya.
Bukan hanya anak-anak, Eli berpikir dirinya membutuhkan kegiatan untuk orang tua. Jadi, kegiatan yang ada di Pangiuhan bukan hanya untuk anak-anak, tapi juga diberikan kepada orang tua.(rp3/c)
sumber :Radar Bogor
Related Posts:
Terungkap! Ini Resep Rahasia Lansia di Sukamakmur Berumur Panjang SUKAMAKMUR-RADAR BOGOR,Banyak orang yang memiliki ekspektasi berumur panjang. Dengan harapan, agar bisa menikmati hidup dalam waktu yang lama. Mengenai soal manusia-manusia berumur panjang, di Bogor bisa ditemukan.Mereka y… Read More
Terkendala Pembebasan Lahan, Target Waduk Cipayung Mundur Lagi MEGAMENDUNG-RADAR BOGOR, Pembangunan proyek Waduk Cipayung, Megamendung, kembali diundur hingga Juli 2020. Padahal sebelumnya pemerintah menargetkan pembangunan tuntas pada Desember 2019. PPK Tanah Balai Besar Wilayah S… Read More
Satu Rumah di Kedung Badak Bogor Hancur Tertimpa Pohon, Seorang Warga Terluka BOGOR-RADAR BOGOR, Hujan disertai angin kencang dan petir, Kamis (28/2/2019) sore kembali mengakibatkan beberapa pohon di Kota Bogor, tumbang. Salah satunya pohon besar berjenis sawo yang tumbang dan menimpa rumah warga… Read More
Hujan Deras Landa Bogor, Beberapa Ruas Jalan Tergenang Banjir BOGOR-RADAR BOGOR, Hujan deras yang disertai angin kencang dan petir kembali melanda Bogor, Kamis (28/2/2019) sore sekitar pukul 15:30 Wib. Hujan deras yang terjadi kurang lebih 1,5 jam itu menyebabkan beberapa ruas… Read More
Sidak ke Selatan, Wabup Iwan Setiawan Perintahkan Segel Bangunan Tanpa IMB CIAWI-RADAR BOGOR, Wakil Bupati Bogor, Iwan Setiawan meminta UPT Tata Ruang dan Penataan Bangunan II tegas lakukan pendataan, terkait dengan bangunan yang tidak sesuai dengan IMB di Kabupaten Bogor bagian selatan. Jika… Read More
0 komentar:
Post a Comment