Sekolah Ibu memiliki 18 modul yang terbagi dalam tiga bab. Bab pertama, menuju gerbang pernikahan, di mana terdapat lima modul yaitu urgensi ketahanan keluarga, konsep dasar perkawinan dan delapan fungsi pokok keluarga, kesehatan reproduksi, mengenal otak dan kepribadian manusia dan menggali potensi diri.
Bab kedua, kata istri wali kota ini, terdapat enam modul yaitu rumah sehat, manajemen keuangan keluarga, komunikasi efektif suami istri, pertolongan pertama dalam keluarga, peningkatan kesehatan keluarga, serta manajemen konflik dan stres.
Lalu bab ketiga, terdapat tujuh modul yaitu nilai dan pola asuh serta membangun komunikasi dengan anak, komunikasi pada remaja, pembagian peran dalam keluarga, pendidikan seks (pornografi, narkoba, LGBT), etika berpakaian, juga lima kunci keamanan pangan dan keluarag cinta tanah air.
Program Sekolah Ibu dalam satu kali pertemuan, tentunya ada pemaparan materi selama satu jam dan tanya jawab, untuk waktu disesuaikan dengan kebutuhan para ibu.
Selain itu, setelah mengikuti kelas, para ibu diberikan PR, misalkan PR mengingat kejadian yang membuat para ibu bahagia. “Kita mencoba menggali agar para ibu selalu berpikiran positif,” ujarnya.
Sekolah Ibu sudah terbukti memperbaiki ketahanan keluarga, seperti di Kelurahan Katulampa, pada pertemuan ketiga ada seorang ibu yang menjadi peserta dan mengaku akan bercerai.
Setelah mengikuti Sekolah Ibu, bahkan pertemuannya belum selesai, yang bersangkutan memutuskan membatalkan niatnya tersebut. “Saya sampaikan bahwa itu keputusan ibu karena sebuah hak.
Tetapi saya berharap ibu mau menyelesaikan sampai 18 pertemuan dan ibu tersebut berkomitmen mengikuti 18 pertemuan. Dan pada pertemuan ke-15, beliau tidak jadi bercerai,” tutur Yane.
Yane menuturkan bahwa segala sesuatu itu membutuhkan proses yang tidak bisa instan. ”Jadi jika kita membuat pelatihan hanya sehari itu tidak akan masuk akal.
Jadi 18 kali pertemuan, 18 modul dan 18 materi sudah disiapkan. Semua sudah mencakup keseluruhan kebutuhan seorang ibu untuk bekal menjalankan rumah tangga,” tuturnya.
Untuk kegiatan 2018, dibantu anggaran APBD. Uniknya, setiap ibu yang sudah mengikuti program Sekolah Ibu akan diwisuda per-kecamatan. “Harapannya dengan Sekolah Ibu ingin apa yang menjadi keresahan masyarakat itu, bisa terselesaikan karena pengalaman dari Sekolah Ibu yang sudah dilaksanakan ini para ibu sangat bersyukur karena ikut dan adanya program Sekolah Ibu,” pungkasnya.(rp3/c)
sumber :Radar Bogor
0 komentar:
Post a Comment