POJOKJABAR.com, BOGOR – Saat dunia memperingati Hari Guru Internasional, 5 Oktober kemarin, Radar Bogor menggelar diskusi Obrolan Mencari Solusi (Obsesi) dengan cara yang berbeda.
Bersama Komite Pemantau Legislatif (Kopel) Indonesia, diskusi dihelat di pedalaman Bumi Tegar Beriman, tepatnya di Desa Leuwibatu, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Dari diskusi ini pula, terungkap berbagai kisah pilu para pahlawan tanpa tanda jasa.
Supriyadi bukan sembarang penjaga sekolah. Setiap pagi, ia menyiapkan
seluruh kebutuhan sekolah, termasuk membersihkan kebun dan halaman.
Pekerjaan kasar itu pun harus dilakukannya dengan cepat, sebelum para
murid dan guru datang. Bukan demi pujian, tapi pria 25 tahun itu harus
segera berganti peran.“Saya mengajar juga di sekolah. Ya tukang kebun, ya, guru,” tuturnya bangga kepada Radar Bogor.
Sudah lima tahun pria supel ini mengabdi di Kelas Jauh SDN Gobang 04, Kampung Kukuk Sumpung, Desa Gobang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Saat ini, Supriyadi memiliki 120 anak didik. Meski berstatus honorer, dia tetap harus mengajar untuk murid kelas 1 sampai 6 SD.
Beberapa waktu lalu, wartawan Radar Bogor sempat mengunjungi Supriyadi di tempatnya mengajar.
Sekitar pukul 10.00 WIB, di awal pekan, pria tamatan SMK ini tampak sibuk mengatur siswa yang harus bergantian ruang kelas. Murid kelas 1, 2, dan 3 mesti segera pulang. Sementara kelas 4, 5, dan 6, menati sembari bermain di
Sumber:pojok jabar
uploader: M IKHSAN RAMDANI
0 komentar:
Post a Comment