Banner 1

Tuesday, 18 December 2018

Masih Banyak Warga Buang Tinja ke Sungai, Ini Langkah yang Dilakukan Pemkot Bogor


BOGOR – RADAR BOGOR, Masih banyaknya masyarakat yang membuang tinja ke sungai, menjadi pekerjaan berat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Terutama, capaian Open Defecation Free (ODF) atau bebas buang air besar sembarangan.
Setelah melalui proses verifikasi oleh sanitarian dan kader, pada tahun 2018 baru 20 RW di 17 kelurahan enam kecamatan yang sudah mencapai ODF.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Rubaeah. “Tentu saja PR (pekerjaan rumah) kita masih panjang karena sampai tahun ini baru 18,1 persen atau 145 RW yang sudah ODF yaitu 125 RW ODF tahun 2017 ditambah 20 RW ODF di tahun 2018 dan sebagian berasal dari pemukiman yang teratur,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Sampai saat ini, sambung dia, di Kota Bogor belum ada kelurahan yang mencapai ODF. Hal ini, terjadi karena masih kurangnya kepedulian masyarakat akan pentingnya buang air besar di jamban yang dilengkapi septic tank.
Selain itu, sebagian besar masyarakat masih membuang tinjanya ke sungai. Kurangnya ketersediaan dana dan lahan untuk pembangunan sarana sanitasi, sambung dia, menjadi alasan masyarakat miskin miskin.
“Oleh karena itu program pemicuan di seluruh kelurahan akan terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat,” katanya.
Selain itu, kata dia, perlu mengembangkan program wirausaha sanitasi untuk mempermudah masyarakat mendapatkan sarana sanitasi secara kredit. Kemudian meningkatkan kerjasama dengan sektor terkait yang tergabung dalam Pokja Sanitasi untuk pemeliharaan RW yang sudah ODF akan dilakukan sosialisasi sedot tinja secara berkala oleh UPTD PAL.
Ia berharap, adanya Peraturan Daerah yang mengatur secara tegas dalam pengolahan limbah domestik. “Fokus kegiatan pada tahun 2019 yaitu di Kelurahan Babakan dan kelurahan Sindang rasa yang diharapkan dapat mencapai Kelurahan ODF di Tahun 2019,” terangnya.
Kegiatan STBM dilaksanakan sejalan dengan tuntutan SDGs (Sustainable Development Goals). Yaitu mencapai sanitasi bagi semua ditahun 2019. Untuk mencapai kegiatan tersebut diakui Rubaeah memang tidak mudah. Karena perubahan perilaku ini harus sejalan dengan penyediaan sarana sanitasi.
Namun, dia meyakini hal itu dapat terwujud jika dilakukan secara bersama semua unsur. Sehingga lebih mengarah pada tujuan akhir untuk mencapai akses 100 persen sanitasi layak, 0 persen kawasan kumuh dan 100 persen akses air bersih.
“Harapan kami mari bersama sama kita wujudkan kota Bogor ini kota yang layak sanitasinya bagi semua elemen masyarakat, peran masing masing sektor mari kita tingkatkan untuk mewujudkan akses 100 persen sanitasi layak,” pungkasnya. (gal/c)

0 komentar:

Post a Comment