BATAM-RADAR BOGOR, Kedatangan aktris 80-an yang juga
deklarator aksi #2019gantipresiden Neno Warisman mendapatkan penolakan
dari sejumlah warga Batam yang tampak berbaris ramai di depan terminal
kedatangan Bandara Internasional Hang Nadim, Nongsa, Batam, Sabtu
(28/7/2018).
Massa yang menyatakan diri sebagai Masyarakat Kepri, membentangkan
spanduk penolakan berisi ‘Masyarakat menolak kedatangan Neno Warisman
pemicu SARA’.
Ada juga tulisan ‘Masyarakat Kepri waspada, tolak ujaran kebencian, pemecah belah persatuan dan kesatuan bangsa’.
Tahu ada penolakan di luar bandara, Neno urung keluar. Pantauan Batam
Pos di bandara, sekitar pukul 17.00 WIB, Neno sempat terlihat di depan
pintu terminal kedatangan, dan itu memicu massa merangsek masuk ke
bandara.
Namun aksi massa ini dapat dinetralisir petugas bandara dengan
bantuan pihak kepolisian dan TNI.
Aksi penolakan tak lantas berhenti
begitu Neno tidak terlihat lagi.
Sekelompok massa panitia yang berencana menjemput Neno, terlibat adu mulut dengan massa yang menolak kedatangan Neno Warisman.
Keributan itu terjadi di salah satu kafe dekat terminal kedatangan sekitar pukul 17.30.
Pertengkaran ini berujung dengan salah satu massa membanting kursi
dan gelas. Kedua massa ini berhasil dilerai dan diamankan petugas
kepolisian.
Dua orang langsung diamankan akibat keributan tersebut.
Satuan Sabhara berjaga di depan terminal kedatangan Hang Nadim.
Tak berapa lama, polisi menambah tambahan personel dari jajaran Brimob Polda Kepri.
Salah seorang sumber Batam Pos di Hang Nadim dan video yang beredar
di masyarakat, Neno sempat dilempar seorang yang menolak kedatangannya
dengan tong sampah.
Menurut sumber, Neno telah diminta kembali ke Jakarta. “Sudah diberikan tiket balik,” ujar si sumber tersebut.
Namun, Neno tidak mau kembali dan memilih bertahan di Bandara Internasional Hang Nadim.
Hingga tengah malam, situasi ini semakin mencekam, karena beredar
informasi penjemput Neno Warisman menambah massa dan menunju kembali ke
Bandara Internasional Hang Nadim.
Karena mendapatkan kabar tersebut, petugas kepolisian tidak hanya berjaga di dalam bandara.
Tapi hingga ke persimpangan bandara. Akses masuk ke Hang Nadim juga dijaga ketat sejumlah personel kepolisian.
Dalam aksi penolakan tersebut, juga dihadiri sejumlah tokoh politik,
seperti Ketua DPRD Batam Nuryanto dan Ketua DPD PDIP Kepri Soerya
Respationo.
Kepada sejumlah wartawan, Soerya mengatakan kedatanganya hanya untuk mengawasi dan memantau keadaan di Hang Nadim.
“Saya nggak, karena ada penanggungjawabnya. Hanya monitor, supaya teman-teman ini bisa dikendalikan,” ungkapnya.
Dia mengatakan aksi ini merupakan bentuk kekecewaan masyarakat
pendukung Presiden Jokowi, terhadap Neno Warisman dan teman-temannya.
“Kalau bicara mengkritik kinerja boleh, tapi jangan menghujat. Itu
presiden kita. Kalau bahan politik, bicara bahan politik saja,” ucapnya.
Apabila kegiatan #2019gantipresiden tetap dilaksanakan, apa yang
terjadi? Soerya memastikan akan terjadi sesuatu yang tidak kondusif.
“Masyarakat akan marah, saya bukan mengancam. Tapi itu yang terjadi,” ujarnya.
Soerya mengatakan menunggu pihak aparat keamanan menyelesaikan permasalahan ini.
Sementara itu, Ketua DPRD Batam Nuryanto menambahkan, kedatangan massa ke Hang Nadim, bentuk suatu keresahan masyarakat.
“Saya melihat adanya deklarasi ini bermuatan politik, disinyalir dari
partai oposisi. Tapi terlepas dari semua itu, keamanan dan kenyamanan
di Kepri haruslah dijaga,” ucapnya.
(ska/ysp)
Sumber :
RADAR BOGOR