BOGOR-RADAR BOGOR,Adanya pengerjaan proyek di sekitar situs Sumur Tujuh membuat warga kesal. Warga RT 04 RW 05 Kelurahan Lawang Gintung memasang spanduk yang berisi penolakan terhadap perusakan dan perubahan situs sumur tujuh.
Warga menganggap, Sumur Tujuh merupakan Situs Kerajaan Padjajaran yang sangat dijaga masyarakat setempat.
“Intinya saya protes dengan pengurukan. Itu masih ada kaitannya dengan sejarah Mbah Dalem. Sekarang dirusak seperti itu. Saya sangat kecewa, setiap hari melihat beko menghancurkan ini semua. Tak ada obrolan sama sekali dengan warga di sini,” ujar Piah Ruqiyah (65), salah satu kuncen Mbah Dalem kepada Radar Bogor.
Wali Kota Bogor, Bima Arya pun sempat meninjau kondisi Sumur Tujuh pascabencana angin puting beliung di kawasan Bogor Selatan, pekan lalu.
Kepala Disparbud Kota Bogor, Sahlan Rasyidi mengakui, Sumur Tujuh termasuk warisan Kota Bogor yang dilindungi. Ke depannya, Disparbud akan melakukan pencagaran Sumur Tujuh, bahkan diperkuat dengan Peraturan Daerah Tentang Cagar Budaya yang saat ini masih dalam pembahasan di DPRD Kota Bogor.
“Payung hukumnya yaitu Perda tentang Cagar Budaya sebagai turunan dari UU Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Sudah kami ajukan sejak 2017, sampai sekarang belum ketok palu,” kata Sahlan.
Di zaman Padjajaran, para istri penggawa kerajaan sering menjadikan mata air di tujuh titik wilayah tersebut tempat untuk mandi.
Karena kurangnya perawatan, ditambah dengan pengrusakan yang terjadi saat ini, mata air tersebut tidak lagi terlihat.
(rp2/ysp)
(rp2/ysp)
0 komentar:
Post a Comment