Thursday, 18 January 2018
Home »
» Strategi Pakar IPB Kurangi Dampak Sampah Plastik di Laut
Strategi Pakar IPB Kurangi Dampak Sampah Plastik di Laut
Sampah laut berasal dari sampah yang mengapung dan terbawa arus. Tanpa pengelolaan, sebagian sampah itu terbawa arus dan kembali ke laut. Dampaknya pada pulau-pulau di sekitarnya. Untuk itu, sejumlah pakar dari Institut Pertanian Bogor (IPB) meneliti sampah laut. Mereka adalah Roni Hermawan, Ario Damar, dan Sigid Hariyadi.
Pakar dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB itu meneliti analisis jenis dan bobot sampah laut pesisir barat Pulau Selayar, Sulawesi Selatan. Sebab, pesisir barat Pulau Selayar mendapat dampak sampah laut padat setiap musim barat (Desember-Maret).
Penelitian meliputi jenis, bobot, kepadatan dan sebaran sampah laut; dampak dalam ekonomi, sosial dan ekosistem lingkungan; serta menyusun strategi pengelolaan sampah laut yang tepat.
”Dari hasil perhitungan rata-rata kepadatan sampah organik menurut berat adalah 4.978,3 g/m2 dan menurut jumlah potongan adalah 7,7 item/m2,” tulis rilis tersebut.
Sedangkan sampah anorganik kepadatannya 14,3 item/m2 untuk jumlah potongan dan 564,8 g/m2 untuk berat sampah. Pertambahan sampah sebesar 354,6 g/m/hari dan jumlah potongan 2,8 item/m/hari.
Dampak sampah laut terhadap lamun dan biota dapat menyebabkan kerusakan habitat secara fisik.
Beberapa sampah laut yang terdeposit di pantai ditempeli beberapa jenis coral yang dapat memengaruhi keanekaragaman biota.
“Dampak ekosistem mangrove adalah tertindihnya bibit mangrove dengan material sampah, biji mangrove terhalangi sampah dan gagal berkecambah,” tulis rilis yang diterima Radar Bogor. Sedangkan dampak sosialnya seperti estetika adalah berkurangnya wisatawan.
Menurut para peneliti, pengelolaan sampah oleh masyarakat yang paling tinggi adalah penggunaan sampah sebagai bahan bakar sehari-hari. Hanya sebagian kecil, 8–28 persen, yang memanfaatkan sampah lebih lanjut agar nilai ekonomis dan fungsi sampah lebih tinggi.
Sehingga strategi pengelolaan sampah laut dapat dilaksanakan dengan pendekatan 3R+P (recycle, reuse, recovery energy dan participant). Potensi sampah laut jika diolah dengan baik dapat menguntungkan secara ekonomi, melalui model usaha daur ulang. Bahkan, daur ulang sampah plastik dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp16.379.472 per bulan dari produksi 48 ton sampah plastik.
Daur ulang kayu menjadi briket arang Rp10.904.472 per 30 ton. Selain itu, pengelolaan sampah laut juga dapat dilakukan dengan peningkatan kesadaran, pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengelola sampah.(rah/*)
sumber :Radar Bogor
Related Posts:
Ajak Ulama Tangkal Hoax memberikan pengaruh yang baik jika digunakan secara positif. Sebaliknya, ia juga akan memberikan pengaruh tidak baik jika digunakan ke arah negatif. Salah satu polemik negatif yang marak diperbincangkan publik terkait med… Read More
Pasang Ribuan Stiker, SAY Siap Menangkan Hadist CIBINONG–RADAR BOGOR, Relawan paslon bupati dan wakil bupati Bogor Ade Yasin-Iwan Setiawan (Hadist), Srikandi Ade Yasin (SAY) kembali membuat gebrakan. Mereka memasang ribuan stiker di sepanjang jalan alternatif … Read More
Dadang Gaungkan Semangat Gotong Royong BOGOR–RADAR BOGOR, Calon wali kota Bogor Dadang Iskandar Danubrata terus mendapat simpati dari warga Kota Hujan. Kali ini, ditunjukan saat ia berkampanye di wilayah Sindangbarang, Kecamatan Bogor Barat, kemarin (5/3).D… Read More
Bima Didoakan Nenek Ratusan Tahun BOGOR–RADAR BOGOR, Usia bisa saja sudah tua, namun soal semangat, nenek yang satu ini patut diajungi jempol. Adalah Neni, warga Muarasari, Bogor Selatan, yang begitu antusias ketika bertemu dengan calon petahana Bima… Read More
Berperan Tangkal Berita Hoax Peran Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) sangat penting. Mengingat ini tahunnya politik, wajib memberikan informasi akurat dan terpercaya untuk menangkal berita bohong (hoax).Hal itu disampaikan Wakil Ketua RAPI wilayah… Read More
0 komentar:
Post a Comment