SUKAMAKMUR-RADAR BOGOR, Dugaan bantuan listrik fiktif mencuat di kampung tanpa listrik yang berada di Kampung Mulyasari RT05/01, Desa Sukamulya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor.
Penerima bantuan listrik yang didibuat fiktif sudah berlangsung sejak tahun 2015. Tercatat ada 26 rumah warga tercatat sebagai penerimannya Kwh meter. Namun faktanya, program bantuan tersebut belum masuk ke kampung itu.
Penelusuran Radar Bogor, para penerima Kwh ini rupanya mengunakan nama warga yang masih anak-anak. Dari data tersebut, dicantumkan ada pemasangan Kwh untuk warga di kampung terisolir ini.
Satu persatu rumah warga yang tercatat dalam program bantuan tersebut dimintai keteranganya. Salah satunya tertuju pada nama Saepudin sebagai penerima bantuan listrik di Kampung Mulyarsari. Saat didatangi, nama yang tertera dalam program tersebut merupakan anak dari pemilik rumah. “Saepudin itu anak saya masih satu rumah. Masih anak-anak itu, masih 16 tahun, kakanya Milah,” kata Titin (35) dan Suaminya Jaya (38).
Menurutnya, sampai saat ini belum ada listrik yang masuk kerumahnya tersebut. Padahal ia sangat berharap mendapatkan sumber lsitrik yang dapat digunakan sehari-hari.
Penelusuran berlanjut ke kediaman Aceng. Di lokasi ke dua ini, warga menerima 4 Kwh di rumahnya. Seperti lokasi pertama, rupanya Aceng masih remaja usianya 16 tahun. Orang tua Aceng, Tuhi (55) langsung menghampiri. Ia menyebut anggota keluarganya satu persatu mulai dari istrinya Sani, anaknya Arif, Ayip, dan terakhir Aceng. “Aceng ini anak saya. Belum sama sekali menerima bantuan. Tidak ada listrik dari PLN,” akunya.
Warga penerima lainnya atas nama Lipah. Saat dihampiri, ternyata nama tersebut masih anak-anak. Orang tuannya, Udin (40) dan Patin (34) mengkau belum pernah mengajukan listrik ke PLN. “Belum pernah. Listrik belum masuk ke sini. Ini Lipah masih delapan tahun,” ucapnya.
Untuk diketahui, Kampung Mulyasari merupakan salah satu kampung yang tidak teraliri listri. Dulunya, kampung ini berdekatan dengan Kampung Babakan Banten yang warganya sudah 28 tahun tanpa listrik.
Menurut tokoh masyarakat setempat ustaz Solih Sufyan, kampung ini lahir pasca longsor hebat 2011 lalu yang menimpa Gunung Sanggar. Masyarakat yang berhasil selamat sebagian memilih pindah ke kota mencari pemukiman lain.
“Beberapa lagi memilih mencari lahan baru untuk dijadikan pemukiman. Ia dan beberapa warga menjelalah hutan dan bukit disekitar kawasan kaki gunung Pancaniti. Di sini lahir kampung Mulyasari Pancaniti,” kata pengajar ngaji anak-anak tersebut.
Temuan ini diakui Babinkamtibmas Polsek Sukamakmur, Brigadir Buana Adi Putra. Polisi yang membina petani dan mengajar anak-anak ini, mengaku sudah meminta keterangan warga. Bahkan, kata dia, warga membuat pernyataan bahwa kampung terebut belum teraliri listrik PLN.
“Iya data ini benar. Bagaimana bisa ada yang mengajukan dalam bantun listrik desa tertinggal atas nama warga Mulyasari,” katanya.
Buana mengaku, sudah melaporkan ini ke PLN Gunungputri. Dan benar saja, kata dia, dalam data PLN ada 26 rumah yang sudah diberikan Kwh. Adapun listrik yang masuk baru sebulan terakhir adalah hasil bantuan dari Prudensial sebanyak 15 panel surya.
“Padahal faktanya warga Mulyasari belum teraliri listrik. Tapi 26 rumah sudah mendapatkan Kwh, ada iuran pembayaran bulanan juga,” cetusnya.
Pemerintah Desa Sukamulya, dinilai acuh dalam persoalan ini. Tidak ada pihak desa yang bisa dikonfirmasi terkait permasalah tersebut. Padahal data fiktif ini sempat beredar di kantor Desa.
Dikonfirmasi Terpisah, Humas PLN Gunungputri Nurul Izra mengatakan, Sukamakmur masuk PLN Area Gunungputi yang membawahi tiga rayon Cileungsi, Citeureup, dan Jonggol. Sedangkan. Kecamatan Sukamakmur masuk area pelayanan rayon Jonggol.
Atas temuan ini, ia berjanji akan menindaklanjuti laporan tersebut. Pihaknya akan melakukan cek ke lokasi. “Saya konfirmasi ke atasan saya. Terkait perihal itu (dugaan program fiktif, red) segera kami cek di lapangan agar bisa ditindaklanjuti dengan tepat,” katanya.
Bagian Administrasi PLN Gunungputri, Yuli Rachmawati menambahkan, untuk mengecek data saat ini pihaknya akan mengusut laporan tersebut.
“Informasi terkait PLN nya saya harus ada beberapa yang dicari dan mengumpulkan teman-teman di kantor. Kebetulan lagi libur, saya minta teman-teman untuk cek lokasi besok (hari ini, red) dan ada gambaran dilapangan,” imbuhnya. (don/c)
0 komentar:
Post a Comment