Banner 1

Friday, 31 August 2018

Inilah Sosok Masuuuk, Pak Eko! yang Viral di Dunia Maya


RADAR BOGOR-Masuuuk, Pak Eko! Ujaran itu sedang ngehit di dunia maya. Menirukan kalimat dari video yang menampilkan ketangkasan seorang polisi melemparkan benda tajam ke sebuah papan.

Jenisnya beragam. Mulai sangkur, pisau dapur, obeng, sumpit, hingga gunting. Juga gergaji, cangkul, cetok, bahkan sendok.

Hebatnya, semua benda itu bisa menancap di papan. Pada akhir rekaman, suara anak-anak terdengar lantang. Masuuuk, Pak Eko!
Video tersebut menarik bukan hanya karena keahlian si polisi. Namun, juga aksinya berjoget dengan mengacungkan jempol bersama anak-anak. Menghibur. Jenaka. Lucu. Juga mengundang decak kagum.
Polisi itu adalah AKP Eko Hari Cahyono. Di medsos pria kelahiran 1964 tersebut disapa Papi.

Dia kini bertugas di Pusdik Sabhara Polri, Porong Dia menjadi bagian pengembangan spesialis tentang teknik dan taktik tugas-tugas kepolisian.Eko termasuk tenaga pendidik.

Jawa Pos menemui polisi asal Ponorogo itu kemarin (29/8). Meski harus menunggu cukup lama, rasa lelah langsung hilang saat bertemu dengan polisi dengan tiga balok di pundak itu. Eko tanpa canggung memberikan sambutan hangat. “Mari ke lapangan,” ajaknya.

Lapangan yang dimaksud berada di area tengah pusdik sabhara. Namanya Krida Samapta Bhayangkara.
Di lapangan itulah, dia mengasah skill melempar benda. “Bisa karena terus diasah. Minimal dua kali melatih melempar ke sana setiap hari,” jelasnya.

Papan itu terbuat dari potongan pohon palem. Dulu, papan tersebut dipakai sebagai sasaran menembak. Namun, kini dia memanfaatkannya untuk mengasah keterampilan.

Di belakang papan tertulis semboyan Tiada Hari tanpa Latihan. Lokasi itu pula yang menjadi latar tempatnya merekam video yang sekarang viral.

Eko lantas melambaikan tangan ke arah tiga anak yang bermain sepeda pancal di dekat lapangan. Mereka antusias menyambut panggilan tersebut.

“Itu tim perekaman video,” kata pria yang dari pernikahannya belum mendapatkan momongan itu.
Bocah-bocah itu adalah Faizal Rian Pratama, Arjuna Satria Dewa, dan Tri Anggara.

Eko tampak akrab dengan ketiganya. Mereka sempat larut dalam obrolan ringan tentang pelajaran sekolah.

Eko kemudian bercerita soal kepiawaiannya melempar benda. Gaya bicaranya tegas dan lugas. Khas personel Korps Bhayangkara. Namun, penjelasan itu juga sesekali diselipi candaan dengan timnya.
Eko mempelajari teknik melempar benda itu sejak 1998. Delapan tahun setelah dia masuk sebagai anggota polisi. “Waktu pendidikan perintis,” terangnya.

Menurut Eko, kunci dari keberhasilan latihan adalah ketelatenan. Kalimat itu terus dia pegang sampai sekarang.

Tidak heran jika sikap lucunya berubah total ketika mengajar. Eko selalu menunjukkan sikap disiplin kepada anak didiknya.

“Materi yang diajarkan penuh risiko. Harus serius berlatih agar tidak terjadi sesuatu yang membahayakan,” ungkapnya.

Eko tidak pernah menyangka keahliannya melempar benda itu bakal kondang. Menurut dia, semua berawal dari permintaan mantan anak didiknya melalui pesan pendek.

Eko tidak menyebut identitasnya. Hanya, permintaan yang dilontarkan dia rasa cukup menarik.
Eko diminta untuk merekam aksinya melempar sangkur. Dalihnya sebagai obat kangen karena lama tidak bertemu.

Dia melayani permintaan itu. Bahkan, yang dilempar bukan hanya sangkur. Eko juga melempar pisau dapur sebagai variasi.

“Videonya disebar di grup angkatan, banyak yang mengapresiasi,” jelasnya.
Lambat laun dia yang pada dasarnya jenaka punya ide lain. Dia mengunggah video tentang kemahirannya di Instagram.

Eh, lagi-lagi respons yang didapat di luar dugaan. Banyak netizen yang memberikan like dan meninggalkan komentar.

Beberapa di antaranya tidak segan request benda yang bisa dilempar. Bahkan, sesekali ada permintaan di luar perkiraan.

“Bendanya aneh-aneh, seperti tusuk gigi dan linggis,” katanya, lantas tertawa.
Gara-gara video itu, follower-nya di akun Instagram papi_eko_pusdik_sabhara_porong melonjak tajam.
Dari yang awalnya sekitar 5 ribu kini menjadi 62 ribu. “Dulu 90 persen follower anak didik sendiri,” katanya.

Kesuksesan tersebut bukan tanpa pengorbanan. Jari-jari tangannya acap kali robek karena terkena benda tajam yang dipakainya latihan.

Mengenai kalimat yang kini terkenal, dia menyebut inspirasinya datang secara spontan.
Eko mengungkapkan, pelatihnya kala itu selalu berteriak “masuk” ketika benda yang dilempar menancap di papan.

Nah, dia meminta anak-anak meneriakkan kalimat itu dalam videonya dengan embel-embel akhiran namanya sendiri. “Jadi masuk, Pak Eko,” paparnya.

Dia juga menyematkan kalimat jenaka khas lain sebagai caption di setiap video unggahannya. Yakni, nganuuu ndaaan.

Idenya berasal dari kenangan lamanya ketika masih menjalani pendidikan. Dia mengatakan sempat bingung saat mendapat pertanyaan.

Dalam beberapa kesempatan, kalimat jenaka itulah yang keluar dari mulutnya.
Eko sempat menunjukkan keahliannya. Mirip adegan di video, dia meminta tim kecilnya siap-siap merekam dan berteriak.

Eko lantas mengambil sebuah obeng. Matanya fokus ke papan. Dari jarak sekitar 4 meter, obeng di tangan kanannya dilempar. Jleb! Masuuuk, Pak Eko!. (edi/c7/ysp)

Sumber : RADAR BOGOR


Related Posts:

  • Hadir Tanpa Sekat Bersama Warga CISEENG-RADAR BOGOR, Festival Pancakarsa yang diusung pasangan calon bupati dan wakil bupati Bogor, Ade Yasin-Iwan Setiawan (Hadist), kembali digelar dua hari berturut-turut, Sabtu dan Minggu (25-26/3). Kali ini diselengga… Read More
  • RZ Siapkan Pendampingan bagi UMKM BOGOR–RADAR BOGOR, Calon wali kota Bogor Achmad Ru’yat diserbu kaum ibu saat berkampanye di Kelurahan Harjasari, Keca­matan Bogor Selatan, kemarin (25/3). Mereka bahkan meng­ikuti pasangan dari Zaenul Mutaqin ini blusukan … Read More
  • Shafira Helat A Tribute To Priority Customer Sebagai salah satu produsen busana muslim yang sudah menasional, Shafira terus mengembangkan sayap bisnisnya. Berbagai kegiatan rutin pun dilakukan. Seperti apa?Shafira terus mengeluarkan serta memperkenalkan kepa­da kon­s… Read More
  • Saling Salip Hasil Survei BANDUNG–RADAR BOGOR,Peta politik Pilkada Jawa Barat 2018 makin dinamis. Persaingan elektabilitas antara keempat pasangan calon pun makin kuat. Terbukti, dari hasil survei Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI), posisi pasa… Read More
  • Bukan Hanya Produsen Tas Menyadari be­sar­nya potensi usaha mikro masyarakat, Camat Ciampea Entis Sutisna langsung ce­ka­tan menangkap peluang emas tersebut.Menurutnya, Ciampea ba­nyak dikenal masya­rakat se­bagai produsen ber­bagai usaha mikro, k… Read More

0 komentar:

Post a Comment