Banner 1

Monday, 20 August 2018

Profil Defia, Atlet Taekwondo Asal Leuwisadeng Peraih Emas Pertama Indonesia

 

JAKARTA – RADAR BOGOR, Medali emas pertama Asian Games 2018 akhirnya diraih Indonesia. Taekwondoin Defia Rosmaniar yang mengukir prestasi cemerlang itu.

Di final nomor Poomsae (seni) tunggal putri yang berlangsung di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (19/8/2018), Defia sukses manaklukkan taekwondoin Iran Marjan Salahshouri dengan angka 8.690-8.470.

Sebelumnya di babak semifinal, Defia sukses menumbangkan wakil Korea Jihye Yun. Dia menjadi satu-satunya taekwondoin Merah Putih yang lolos ke final di nomor Poomsae setelah tunggal putra serta beregu putra dan putri gagal menembus partai puncak.

Atlet Taekwondo Kota Bogor Sumbang Emas Pertama untuk Indonesia
Medali emas Asian Games menjadi yang pertama ditorehkan atlet kelahiran 25 Mei 1995 ini. Namun, di berbagai event lain sebelumnya, dara kelahiran Bogor, Jawa Barat ini telah akrab dengan gelar juara.

Menilik perjalanan kariernya, siapa sangka nomor Poomsae ternyata “kebetulan” bagi Defia. Kali pertama menekuni olahraga ini pada usia 15 tahun, cewek yang saat remaja suka bergaya tomboi itu memilih nomor Kyorogi (pertarungan).

”Awal kelas yang saya geluti adalah kelas Kyorogi sampai akhirnya saya pindah haluan ke kelas Poomsae karena sakit yang saya derita,” kata Defia, dikutip dari laman resmi Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI), Minggu (19/8/2018).

Defia mulai berlatih taekwondo setelah dikenalkan kakak sepupunya. Sejak itu dia berlatih tekun di Unit Polwil Kota Bogor. Duet pelatih Sabeumnim Syamsudin dan Sabeumnim Soleh Basuni menempa kemampuan Defia.

Dalam perjalanannya, berbagai kejuaraan diikuti cewek yang hobi traveling ini. Gelar demi gelar pun direngkuhnya. Di kompetisi U-17, misalnya, Defia sukses menggondol emas di Korea Open Gwangju, Korea, pada 2012.

Di kejuaraan itu, dia juga merebut emas di nomor pasangan putri. Medali emas nomor pasangan juga disabetnya saat mengikuti Kejurnas Taekwondo di Bandung, pada 2013.

Koleksi medali emas juga disabetnya dari Kejuaraan Dunia Taekwondo putri U-30 nomor Poomsae di Korea pada 2016. Selain itu di Kejuaraan Bankimon Open Korea pada 2016.

Bagi alumnus SMAN 1 Leuwiliang Bogor ini, tidak ada sesuatu yang sulit diraih sepanjang seseorang bekerja keras untuk menggapainya.

Menurutnya, menjadi juara memang tidak mudah karena butuh proses, ketekunan, dan pantang menyerah. Tapi di luar itu, dukungan dan doa juga menjadi kunci sukses.

”Semangat saja tidak cukup tanpa bantuan doa dan orang-orang sekitar yang ikut serta membantu dalam kesuksesan kita. Berlatihlah dengan sungguh-sungguh dalam menggapai sesuatu yang diinginkan sampai titik darah penghabisan,” ujar atlet yang memiliki moto dream big, work hard, dan stay humble itu. (ysp)

Sumber : RADAR BOGOR

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment