CIGOMBONG–RADAR BOGOR,Kabar wafatnya Indriyani (11), menyulut reaksi Pemerintah Desa (Pemdes) Tugu Jaya, Kecamatan Cigombong. Dugaan suntikan Difteri Petrusi dan Tetanus (DPT) yang menjadi musabab meninggalnya siswi kelas 6 SDN Cipetir 1 Tugu Jaya itu, kini mulai didalami.
Kepala Desa Tugu Jaya, Sugandi Sigit bersama pihak Polsek Cijeruk dan pihak Puskesmas Cigombong mendatangi rumah almarhum Indriyani, Jumat (24/8).
Keterangan yang ia dapat, saat disuntik DPT di Sekolahnya empat hari sebelum wafat, Indriyani sedang dalam kondisi sehat. Karena, menurutnya pihak puskesmas terlebih dahulu menanyakan kondisi tubuh siswa sebelum benar-benar menyuntikan obat pada siswa.
Telebih, Sigit mengatakan bahwa pihak Omah tidak memiliki dugaan bahwa putrinya wafat lantaran suntik DPT. Hal itu pula yang dianggapnya membuat Omah enggan mempermasalahkan kepergian anak sematawayangnya.
“Beliau mengatakan bahwa itu memang takdir. Orang tua menerima dan tidak berbicara bahwa itu bukan gara-gara suntik DPT,” kata Sigit.
Sebelum wafat, Indriyani memang mengalami sakit yang tidak biasa. Omah sempat membelikannya obat tradisional, namun tak kunjung sembuh. Kemudian, Indriyani menghembuskan nafas terakhir di Puskesmas Cigombong.
“Awalnya berobat menggunakan obat kampung, tapi pak RT menyarankan untuk dibawa ke rumah sakit. Kemudian dibawa ke puskesmas. Meninggalnya di puskesmas,” bebernya.(fik/c)
Sumber: Radar Bogor
0 komentar:
Post a Comment