Friday, 16 June 2017
Miris! Ratusan Ribu Siswa Bekasi Putus Sekolah, Ini Dia Penyebabnya
BEKASI – Pengamat Pendidikan Kota Bekasi, Imam Kobul Yahya menilai, ada sekitar 200.000 Anak Putus Sekolah (APS) dan Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kota Bekasi. Angka yang cukup spektakuler tersebut didapat dari jumlah yang didapat kementrian. Di mana dalam pernyataannya ada sekitar 60 persen ATS dan APS yang tersebar di Jabodetabek putus sekolah.
“Kalau di rata-rata, per wilayah berarti ada sekitar segitu, dengan angka tertinggi di Kabupaten Tangerang, dan kita di bawah Tangerang,” ujarnya.
Menurut Imam, tingginya angka tersebut juga dikarenakan factor ekonomi. Di mana berdasarkan penuturannya juga ada 40 persen siswa yang terbukti menunggak iuran sekolah dan sekitar tujuh persen tercatat menunggak meski sudah lulus.
Lanjut menurut Imam, selain permasalahan ekonomi, sistem pendidikan yang menggunakan nilai NEM juga menjadi kendala anak-anak tersebut untuk melanjutkan pendidikan.
“Memang gratis, tapi kan di negeri, nah kalau NEM gak mencukupi, masuk swasta, bagaimana kabarnya? Soalnya yang bermasalah ini yang di swasta, dan rata-rata APS ini dari swasta, seperti contohnya kemarin di sekolah Gloria itu,” terangnya.
Menurutnya, tingginya angka ATS dan APS sendiri juga dikarenakan pihak dinas yang tidak memonitor dengan baik siswa-siswa sekolah. Bahkan menurut Imam, pihak dinas sendiri diyakini tidak memiliki data valid dan lengkap terkait hal tersebut.
“Yang jelas kita ini angka partisipasi pendidikannya tinggi, tapin sayang angka ATS dan APS juga tinggi, karena pihak dinas tidak melakukan razia dan memonitor anak-anak sekolah atau yang sudah tidak sekolah ini,” jelasnya.
Kedepannya, Imam berharap pemerintah kota dapat memonitor anak-anak sekolah. Pasalnya, anak-anak itu putra-putri penerus yang mendapatkan perlindungan pendidikan dan dijamin oleh negara.
“Mereka itukan lepas monitor, seperti dari SMP ke SMA/K ada berapa, atau SD ke SMP berapa kan tidak terdata dengan baik, antara output dengan inputnya seimbang atau enggak kan gak keliatan, nah kita berharap kedepannya anak-anak ini dapat termonitor dengan baik sampai mereka lewat usia sekolah,” tutupnya.
Sumber : POJOKJABAR.com
Related Posts:
Siswa Sekolah Inklusi di Bogor Jawab Lembaran UN Didampingi Pengawas BOGOR – Kesulitan melingkari lembaran jawaban soal ujian nasional (UN) tingkat SD, belasan siswa sekolah inklusi, SDN Perwira Kota Bogor terpaksa didampingi para pengawas dalam mengerjakan soal. “Kendalanya a… Read More
Guru Honorer Kabupaten Bogor Butuh Kepastian! BOGOR – Guru honorer di Kecamatan Ciawi masih jauh dari kata sejahtera. Meski begitu, keberadaan mereka sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah. Berdasarkan data UPT Pendidikan Kecamatan Ciawi,… Read More
Kelakuan Pelajar di Bogor, Bekal Celurit ke Sekolah! BOGOR – Perilaku negatif pelajar di Kabupaten Bogor semakin menjadi-jadi. Akhir pekan kemarin, polisi terpaksa menangkap puluhan siswa SMP yang berkerumun di sekitaran Masjid Sudomo, Desa Cijayanti, Kecamatan Babakan Mad… Read More
Provinsi Jawa Barat Kini Jadi Rajanya Pesantren BOGOR – Gelar Jawa Barat (Jabar) sebagai provinsi dengan jumlah masjid terbanyak semakin lengkap dengan keberadaan pesantren yang melimpah. Dari 885 ribu pesantren di Indonesia, 126 ribu atau sekitar 19 persennya ada di… Read More
Atap Sekolah di Kabupaten Bogor Rusak, Nyawa Siswa dalam Ancaman BOGOR – Masih banyak sekolah di Kanupaten Bogor yang kondisinya memprihatinkan. Seperti Madrasah Ibtidaiyah (MI) Uswatun Hasanah di Kampung Cimanceuri, Desa Banyu Asih, Kecamatan Cigudeg ini. Dua kela… Read More
0 komentar:
Post a Comment