Banner 1

Thursday, 8 June 2017

Mereka yang Memutuskan Menjadi Mualaf, Terharu Melihat Musola di Bogor Selamat dari Longsor


BOGOR – Hidayah datang melalui berbagai cara pada mereka yang sudah dikehendaki Allah SWT. Seperti yang dialami Ishia Rijadhi, yang memutuskan menjadi mualaf pada 2012 saat usianya menginjak 18 tahun.

Lahir sebagai penganut agama nasrani, sang ayah merupakan seorang pendeta muda. Setelah ayahnya meninggal, Jeje, sapaan akrab Ishia, menjalani hidup sebagai umat kristiani yang taat beribadah didampingi sang Ibu beserta kaka dan adiknya.

Sebelum menjadi mualaf, dulu Jeje merupakan aktivis gereja juga menjadi guru sekolah minggu dan aktif di unit kegiatan mahasiswa Kristen Ouikimene Universitas Pakuan.

“Saat itu saya bertugas mendidik, menyajikan aktivitas yang dapat dilakukan setiap anak di kategori kelasnya masing-masing hingga membuat dan menyiapkan alat peraga untuk menyampaikan firman Tuhan,” ujar perempuan yang akrab disapa Jeje kepada Radar Bogor (Pojoksatu.id Group).

Hidayah didapatkan Jeje (23) saat tergabung dalam kegiatan mahasiswa di Unpak yaitu Korps Sukarela (KSR) yang berada di bawah naungan PMI. Saat itu terjadi bencana longsor di Ciwaringin, ketika itu Jeje mendapat tugas untuk datang ke lokasi bencana.

Sumber : POJOKJABAR.com

0 komentar:

Post a Comment