JawaPos.com – PSSI mengatakan bahwa memang banyak sekali kejanggalan
pada pertandingan PSS Sleman kontra Madura FC dalam laga lanjutan grup B
babak 8 besar Liga 2. Alhasil, PSSI memutuskan bahwa karir empat wasit
yang bertugas dalam pertandingan tersebut tamat. Setidaknya hingga
kompetisi Liga 2 2018 berakhir.
Anggota Komite Wasit PSSI Purwanto mengatakan
bahwa salah satu kesalahan terbesar wasit ialah mengesahkan gol bunuh
diri pemain Madura FC Chairul Rifan pada menit ke-81.
Chairul menyundul bola masuk ke gawang timnya
setelah ’’menerima’’ umpan sangat matang dari pemain PSS M. Ilhamul
Irhaz. Nah, posisi Ilhamul itu yang sangat bermasalah. Dia
terjebak offside, berada sangat jauh di belakang para pemain Madura FC
saat menerima umpan terobosan dari rekan setimnya, Slamet Budiono.
Wasit yang mengesahkan gol kontroversial itu wasit cadangan Agung
Setiawan. Wasit asal Jawa Tengah tersebut menggantikan M. Reza Pahlevi
yang tiba-tiba cedera pada menit ke-71. ’’Mereka sudah tak layak,’’ kata
Purwanto kepada Jawa Pos, kemarin. ’’Wasit yang cedera juga tak bisa
memimpin lagi. Wong cedera kok. Ya off saja,’’ imbuhnya.
Setelah dipastikan karirnya tamat musim ini, dua
wasit dan dua asistennya, Khairuddin dan Ratawi, mungkin akan disanksi
jauh lebih berat. Purwanto berjanji, dalam empat hari ke depan, bentuk
keputusan detailnya keluar.
Sementara itu, yang tidak kalah konyol dalam
pertandingan tersebut adalah pergantian posisi dua wasit, yakni Agung
dan Reza. Setelah mengerang dan meringis kesakitan sedemikian rupa,
wasit asal Kalimantan Timur itu malah kembali ke lapangan. Tujuannya,
menempati posisi Agung sebagai ofisial keempat alias fourth official.
Menurut Purwanto, hal itu tidak dibenarkan.
’’Seharusnya wasit yang sudah diganti nggakboleh berada di bangku fourth
official juga. Itu kalau benar dia cedera,’’ kata mantan wasit FIFA
asal Kediri tersebut.
Secara terpisah, anggota Departemen Wasit PSSI
Yandri mengatakan bahwa bangku ofisial memang harus ada yang mengisi.
Dan, satu-satunya yang memungkinan adalah Reza. Alasannya, tidak ada
wasit lain di sekitar stadion ketika itu. ’’Kalau menunggu wasit
cadangan yang lain, dibutuhkan waktu yang lebih lama lagi,’’ kata
Yandri.
Di sisi lain, Purwanto menyoroti pemberian
tambahan waktu yang cuma dua menit dalam pertandingan itu. Ketika itu,
PSS dalam kondisi unggul 1-0. Padahal, banyak sekali drama yang menunda
permainan.
Misalnya, protes pemain Madura FC saat penyerang
PSS Sleman Ichsan Pratama mencetak gol pada menit ke-71. Belakangan,
wasit Reza menganulir gol tersebut. Setelah itu, ada kejadian yang tidak
biasa berupa pergantian wasit. ’’Seharusnya dipertimbangkan betul
pemberian tambahan waktunya. Sebab, ada jeda saat berlangsung
pertandingan dan itu aktif. Saya kira, dua menit tidak wajar. Ini layak
dievaluasi!’’ kata Purwanto.
Dia menyadari jeleknya kualitas wasit dalam laga
PSS melawan Madura FC itu. Itu, tambah Purwanto, penyakit-penyakit lawas
yang membikin busuk liga Indonesia. ’’Saya baru satu tahun (menjadi
anggota komite wasit). Saya ingin menata lagi, pelan-pelan,’’ katanya.
’’Wasit itu adalah kerja profesional. Mereka tidak perlu takut. Dan yang
penting, mereka harus menghargai profesi,’’ tegasnya.
Dimintai konformasi secara terpisah, Manajer PSS
Sismantoro mengatakan bahwa pihaknya tidak mau berpolemik terkait gol
timnya yang sangat kontroversial itu. ’’Kalau memang Madura FC
melayangkan protes, ya kami harap semua harus objektif. Kami sendiri
pernah dikerjai di Madura,’’ katanya.
Namun, ketika didesak, seperti apa bentuk
kecurangan di Madura itu, Sismantoro tidak mau memberikan pemaparan
lanjutan. Mengenai kasus suporter Sleman yang turun ke lapangan setelah
pertandingan, Sismantoro mengakui itu terjadi karena provokasi pemain
Madura FC.
’’Mereka mengacungkan tangan (jari tengah, Red)
dan meludah ke arah suporter. Selain itu, pemain Madura FC meludah ke
arah panpel. Makanya, ada panpel yang memukul pemain (Madura FC),’’
katanya.
Friday, 9 November 2018
Home »
» Empat Wasit Tamat, Buntut Kontroversi pada Laga PSS vs Madura FC
0 komentar:
Post a Comment