BOGOR-Hingga dini hari tadi, tidak ada satu pun nama
jamaah haji Kota dan Kabupaten Bogor tercantum di daftar tragedi Mina, kemarin
pagi, waktu Arab Saudi. Saat kejadian, jamaah haji Bogor tak satu barisan
dengan para korban.
Kabar itu disampaikan Usep Saepuloh,
jamaah haji Kabupaten Bogor, tadi malam. Anggota DPRD Kab Bogor tersebut
menegaskan, saat kejadian dia bersama jamaah lainnya sudah sampai di lantai
III, Mina, untuk melakukan ibadah lempar Jumrah Aqabah. Jalur
yang digunakan pun tidak sama dengan jamaah lainnya yang menjadi korban di perstiwa berdarah
tersebut, yakni Jalan Arab 204.
“Saya tidak melihat secara langsung
kejadian memilukan itu, karena kejadian berlangsung di lantai dua. Usai
kejadian, rombongan kami kemudian sepakat ke masjidil haram,” tegas Ketua DPD
PAN Kab Bogor itu.
Perlu diketahui, jamaah haji
Indonesia di Mina terbagi dalam dalam 52 maktab, 45 maktab di Harratul Lisan
(Mina), 7 maktab di Mina Jadid. Jamaah yang tinggal di Harratul Lisan tidak
akan melalui jalur Arab 204, tapi melalui terowongan muashim ketika akan ke
Jamarat. Jadi sangat kecil sekali untuk terjadinya korban yang lebih banyak.
Senada pengakuan Ahyar
Nasution (40), dan istrinya Rida Hafni (38).
Dihubungi Radar Bogor, tadi malam (24/9), Ahyar menyebut bahwa kloter
lima nasional yang terdiri dari 444 jamaah haji asal Kabupaten Bogor, saat
kejadian sedang menuju hotel mereka di Makkah.
“Rombongan
kami melempar jumrah pukul 04.00 pagi (waktu setempat). Kejadian Mina pada
pukul 07.25. Saat itu rombongan kami sudah menuju pulang ke hotel di Makkah.
Alhamdulillah, semua anggota
rombongan kloter lima selamat dan sehat,” ujar
jamaah haji asal Bojonggede itu.
Pantauan
Ahyar, lokasi kejadian berada di lantai dasar terowongan Mina. Sementara
rombongan haji Kabupaten Bogor melakukan pelemparan jumrah dari lantai empat
terowongan. Tragedi Mina juga tidak mempengaruhi jadwal melempar jumrah dari
kloter lima.“Ini lagi mau ke Mina untuk melempar jumrah lagi. Doakan kami
selamat-selamat,” ujar Ahyar lagi.
Informasi
keselamatan jamaah haji asal Kota Bogor juga datang dari Staf Humas Pemkot
Bogor, Dicky yang tahun ini ikut melaksanakan ibadah haji. "Alhamdulillah.
Waktu kejadian rombongan kami sudah menuju Masjidil Haram untuk tawaf ifadah.
Sebagian besar sudah sah haji, tinggal beresin lempar jumrah sampai 13
Dzulhijjah karna ambil nafar tsani," ujarnya.
Sementara
Walikota Bogor Bima Arya sempat sibuk setelah mendengar kabar tragedi Mina. Dia
lantas menelepon Ketua MUI Kota Bogor KH Adam Ibrahim dan staf ahli Pemkot
Bogor Aim Halim. Namun keduanya tidak bisa dihubungi. Diperkirakan seluruh
dunia dalam waktu bersamaan sedang menghubungi keluarga mereka di Kota Makkah.
Setelah
berusaha, walikota akhirnya bisa menghubungi anggota Badan Pengawas Perusahaan
Daerah Pasar Pakuan Jaya (PDPPJ) Suprapto melalui SMS. Walikota lalu meminta
informasi kondisi jamaah haji Kota Bogor pasca tragedi Mina tersebut. Dan
Suprapto menyebutkan, semua jamaah asal Kota Bogor dalam keadaan sehat.
"Tadi pagi kami balik jalan, tidak jadi lempar jumrah. Ternyata ada
tragedi terinjak-injak di Mina. Warga Kota Bogor tidak ada yang jadi korban,"
jelasnya.
Hingga
pukul 21.15 WIB, dilaporkan ada empat warga negara Indonesia menjadi korban dalam peristiwa Mina.
Tiga di antaranya meninggal dunia dan satu orang terluka. Sedangkan secara
keseluruhan tercatat 719 korban meninggal dan 863 luka-luka. Sebagian besar
korban tewas adalah jamaah dari negara-negara Afrika, Mesir dan Iran.
"Jadi
yang sudah kami terima ada WNI korban, atas nama Hamid Atwitarji (Surabaya) dan
ibu Syaisiyah Syahril Abdul Gafar (Batam) tapi itu terus kami konfirmasi.
Kemudian ada jamaah laki-laki yang belum diketahui identitasnya. Asal
Probolinggo. Diketahui pula dari Safari Travel." kata Menlu Retno Marsudi,
Kamis (24/9).
Retno
mendapatkan informasi itu setelah menghubungi langsung Amirul Hajj (Menteri
Agama Lukman Hakim). Menag saat ini tengah berkeliling ke beberapa RS di Mina
dan Makkah untuk mengecek ada tidaknya WNI lain yang menjadi korban.
Wakil
Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Sunarko, menambahkan keterangan bahwa lokasi
terjadinya musibah bukan jalur biasa yang dilalui jamaah asal Indonesia.
"Ini bukan merupakan jalur yang digunakan oleh jamaah asal Indonesia untuk
menuju lontar jumrah," jelasnya.
Menurut
Sunarko, kejadian itu berlokasi di jalan menuju tempat lontar jumrah di antara
tenda-tenda di Mina. Kejadian diduga berawal ketika ada sekelompok jamaah yang
tiba-tiba berhenti sehingga terjadi penumpukan jamaah yang kemudian saling
berdesakan. (ent)
0 komentar:
Post a Comment