Banner 1

Parah! Pedestrian Belum Bersih dari PKL

BOGOR – Pemkot Bogor terus berbenah menjelang akan diresmikannya fasilitas pedestrian (pejalan kaki) Kebun Raya Bogor (KRB). Sejumlah SKPD dikumpulkan dalam rapat di Paseban Surawisesa Balaikota, Kamis (05/01/2017). Salah satu masalah yang menjadi sorotan Walikota Bogor Bima Arya adalah jalur pedestrian yang belum steril......

Menang di #WeLoveCities, Bogor Dinobatkan Sebagai Kota Paling Dicintai di Seluruh Dunia

BOGOR- BOGOR - Setelah melewati proses panjang, akhirnya Kota Bogor meraih kemenangan di ajang #WeLoveCities dan dinobatkan sebagai kota paling dicintai di seluruh dunia dalam ajang yang digelar World Wide Fund for Nature....

PSB Bogor Sukses Gulung Persima Majalengka

BOGOR - PSB Bogor berhasil meraih poin penuh dalam lanjutan Liga Nusantara 2016. Tidak tanggung-tanggung anak-anak Laskar Pakuan menggulung tim asal Jawa Barat lainnya, Persima Majalengka enam gol tanpa balas....

Hadapi Liga Nusantara, PSB Matangkan Persiapan

BOGOR–Skuat PSB terus mengasah kemampuannya dalam rangka persiapan menghadapi Liga Nusantara (Linus) di Depok pada 8-11 Agustus nanti. Bertempat di Stadion Padjajaran, kemarin tim kebanggaan warga Kota Bogor ini melakoni uji tanding melawan kesebelasan Ciomas....

Mantap! Atasi Pemotor Nekat, Walikota Instruksikan Patroli di Jalur Sepeda Otista

BOGOR – Aksi Mahesa Jenar (13) dan Wildan Pratama Putra (13) yang nekat memalang sepedanya di jalur sepeda Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista) yang dilewati pengguna sepeda motor jelas menampar telak Pemkot Bogor.Walikota Bima Arya bahkan mengaku greget jika melewati Jalan Otista. Jalur yang dibangun khusus untuk sepeda seringkali dikuasai sepeda motor, berbeda dengan.......

Wednesday, 30 September 2015

Gila.... Pekerja Asing di Bogor Makin Nambah!


BOGOR – Tenaga kerja asing (TKA) mulai menyerbu Kota Bogor. Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bogor, sebanyak 142 TKA bekerja di Kota Hujan dan meduduki jabatan penting dalam perusahaan.
Dari 142 TKA, warga India mendominasi dengan 24 pekerja. Menyusul Korea Selatan 20 pekerja, dan Jepang 17 pekerja.
Kasi Pengendalian Administrasi Kependudukan pada Disdukcapil Kota Bogor, Somiah mengatakan, warga negara asing (WNA) yang berada di Kota Bogor harus memiliki kartu izin tinggal terbatas (Kitas) terlebih dahulu dari kantor imigrasi.
“Hal itu untuk melaporkan maksud dan tujuan, hingga berapa lama akan tinggal di Kota Bogor,” ujarnya kemarin (29/9).
Berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 24 tahun 2013 tentang Administrasi Kendudukan, kata dia, siapapun yang tinggal di Indonesia harus memiliki dokumen kependudukan.
“Sedangkan untuk WNA harus mempunyai Kitas,” cetusnya.
Setelah memiliki Kitas maka WNA  harus segera membuat surat keterangan tempat tinggal  (SKTT) dengan melengkapi persyaratan berupa surat dari sponsor perusahaan, fotokopi Kitas dari Imigrasi, paspor, izin mempekerjakan orang asing (IMTA), hingga surat tanda melapor diri (STMD) dari kepolisian.
“Kalau tinggal di atas setahun wajib memiliki SKTT,” tegasnya.
Kendati demikian, pihaknya tidak mendata kepada perusahaan maupun lembaga yang mempekerjakan WNA. Data yang dimilikinya hanya berdasarkan laporan dari perusahaan yang mempekerjakan WNA, sehingga perusahaan tersebut bertanggung jawab atas WNA yang bekerja di perusahaannya.
“Kami tidak mendata, tetapi dapat laporan dari masing-masing perusahaan. Kalau WNA yang menetap ada enam orang,” terangnya.
Terpisah, Kepala Kantor Imigrasi Bogor Herman Lukman menambahkan, jumlah WNA di Bogor sudah di angka 1.000 orang. Jumlah tersebut 40 persen merupakan pelajar yang hanya izin tinggal tidak lebih dari tiga tahun.
“Kalau izinnya sudah habis harus diperpanjang, kalau tidak harus dikembalikan ke negara asalnya,” tegasnya. (ent)

Syarifah Tusadiah , Wanita Cantik yang Milih jadi Satpam di BPJS Ketenagakerjaan Bogor


BOGOR-Sosok Syarifah Tusadiah memberikan warna tersendiri untuk kantor BPJS Ketenagakerjaan Bogor. Siapa pun yang bertandang, pasti ‘dihadiahi’ senyum khasnya. Saking ramah dan cantiknya, sampai-sampai banyak yang tidak ngeh terhadap profesinya. Yakni, seorang sekuriti.
“Selamat datang Bapak dan Ibu. Ada yang bisa saya bantu?” Begitulah kalimat pamungkas yang kerap diucapkan Ipeh, sapaan akrabnya, kepada para nasabah BPJS yang datang. Kalimat tersebut keluar dari bibirnya yang tipis, setelah menarik daun pintu kaca di sisi kirinya agar nasabah bisa masuk.     Semua dilakukan dengan sangat ‘anggun’. Seakan bukan sekuriti, tapi bak pramugari.
“Sebenarnya saya tidak pernah berniat menjadi sekuriti. Sebab, cita-cita saya dulu adalah menjadi seorang guru,” kata mojang kelahiran Bogor, 9 Juni 1994 silam ini.
Ipeh menceritakan asal-muasal sepak terjang kariernya. Awalnya, dara berkulit kuning langsat itu ingin melamar menjadi karyawati salah satu perusahaan di Kabupaten Bogor. Sayangnya, perusahaan tersebut belum menerima tenaga kerja baru. “Nah, yang ada hanya untuk posisi sekuriti. Saya pikir, kenapa tidak untuk dicoba,” ulas dara yang gemar membaca tersebut.
April 2012, Ipeh pun menempuh pendidikan khusus menjadi sekuriti di Yayasan Security Phisik Dinamika (SPD). Selama dua pekan, Ipeh harus berjibaku dengan seabrek latihan khusus di Desa Sanja, Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor.
Fisik ditempa, mental diasah, demi satu asa menjadi seorang sekuriti wanita alias sekwan. Menu latihannya adalah olahraga, bela diri, pendidikan kebangsaan, hingga mengatur lalu lintas. “Saat itu, di angkatan saya cuma ada tiga orang wanita yang ikut. Saya salah satunya,” ujar Ipeh yang juga warga Ciluar.
Menjadi satu di antara tiga orang wanita yang digembleng menjadi petugas keamanan yang didominasi kaum Adam tak menyurutkan niat dan tekadnya. Semangat, adalah tajuk utama di benak Ipeh kala itu. Tentunya juga disuntik doa dan dukungan orang tua serta keluarga.
“Alhamdulillah, kedua orang tua mendukung. Keluarga juga mendukung,” ucapnya.
Setelah lulus dididik menjadi sekuriti, April 2012, Ipeh pun mulai ‘ngepos’ di perusahaan tempat dia pernah melamar kerja tersebut. Ipeh pun dibekali perlengkapan bela diri seperti pentungan, borgol dan sangkur serta alat komunikasi, HT. Di sana, kata Ipeh, cukup banyak pengalaman didapatkannya. Mulai dari mendapat jatah sif malam, diinterograsi pimpinan perusahaan akibat buruh yang ‘nakal’, melihat orang kesurupan, hingga mendengar suara gaib.
“Seru dan asyik-asyih saja sih. Karena ini sudah jadi konsekuensi pekerjaan,” bebernya.
Oktober 2013, Ipeh ‘pamit’ di perusahaan tersebut. Sebulan setelahnya, November, Ipeh kembali melamar menjadi penjaga keamanan di perusahaan kedua. Bekal pengalaman di perusahaan sebelumnya menjadikan Ipeh lebih menguasai bagaimana seharusnya seorang sekuriti bekerja. Cukup lama Ipeh menghabiskan waktu di perusahaan keduanya ini, yakni lebih dari satu tahun.
“Hingga pada  Februari kemarin saya resign, dan awal Maret bekerja di sini (BPJS Ketenagakerjaan, red),” ungkapnya.
Di tempat kerjanya sekarang ini, Ipeh mengaku lebih betah menjadi sekuriti. Sebab, ada banyak pengalaman yang jauh berbeda dari tempat kerja sebelumnya.
“Kalau dulu, yang saya hadapi hanya buruh atau karyawan pabrik, sekarang saya berhadapan dan melayani masyarakat yang latar belakang sosialnya berbeda antara satu sama lain,” kata Ipeh.
Nah, pada Juli lalu adalah bulan yang sangat berharga bagi dia. Ketika itu, ratusan warga menyerbu kantornya yang beralamat di Jalan Pemuda itu. Massa datang berbondong untuk mengklaim dana jaminan hari tua (JHT) karena adanya perubahan peraturan.
“Kantor jadi dipenuhi lautan manusia. Ini adalah pengalaman pertama saya dan momen yang tak terlupakan,” tutur Ipeh sembari terkekeh.
Sebagai seorang sekuriti wanita, tak sedikit Ipeh mendapat pujian plus godaan dari nasabah yang datang. Paras geulis dan perangai supel, membuat siapa pun tergelitik untuk merayunya. Benar saja, sorot mata nasabah yang datang, baik dari wanita hingga pria selalu tertuju ke sosok pemilik tinggi semampai ini.
“Selalu ada sih yang bilang cantik, tapi saya selalu menganggapnya biasa saja,” akunya.
Melakoni profesi yang tak lazim bagi wanita, di saat usianya masih 21 tahun, tidak pernah membuat masa mudanya tergerus. Ipeh masih suka nongkrong di mal dan main ke tempat wisata alam sekadar refreshing setiap akhir pekan. Karena, Minggu, pelayanan di kantor BPJS Ketenagakerjaan libur.
“Tapi, saya lebih suka menghabiskan waktu luang di rumah bersama keluarga,” ucap Ipeh.
Ipeh juga tak pernah minder dan malu memakai seragam PDF putih-hitam, walaupun sempat ‘disentil’ tetangga dan teman-temannya. Malah, dia selalu bangga bisa dengan pakaian yang selalu dikenakannya dari jam 6 pagi hingga jam 7 malam tersebut. Sebab,  semua dilakukannya untuk satu alasan utama, keluarga. Seragam satpam ini pun tidak pernah mengubah karakternya sebagai seorang remaja belia.
“Saya tetap feminin kok. Tetap masih suka pakai high heels atau wedges kalau ada kondangan,” kata Ipeh setengah bercanda.
Soal alur nasib kehidupan, Ipeh memasrahkannya kepada Allah SWT akan seperti apa ke depannya. Tetapi, dengan tegas dia mengatakan cinta menjadi sekuriti. Dan kalau bisa, selamanya tetap menjadi sekuriti.
“Walaupun nanti sudah nikah dan punya anak. Saya tetap ingin jadi sekuriti,” tukas dia.
“Dan kalaupun masih berkenan, saya tetap ingin di sini (kantor BPJS Ketengakerjaan Bogor, red),” imbuhnya.(ent)


Tuesday, 29 September 2015

Arus Pendek Listrik, Pasar Merdeka Bogor Terbakar


BOGOR-Kebakaran yang meludeskan dua ruko di komplek pertokoan Merdeka Blok B, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor diduga disebabkan oleh hubungan arus pendek listrik.
“ Diduga karena arus pendek,” kata Kapolsek Bogor Tengah, AKP Prasetyo Purbowo kepada wartawan.

Hingga saat ini, polisi masih melakukan olah TKP untuk mencari penyebab kebakaran yang telah menimbulkan kerugian hingga ratusan juta ini.
Kebakaran hebat ini terjadi pada Selasa pagi (29/9). Api berasal dari salah satu toko onderdil milik Nandi sekitar pukul 07:30. Menurut Akai, pemilik toko sembako yang ikut terbakar, saat itu ia dikejutkan dengan teriakan Nandi. Nandi ketika itu meminta air kepadanya untuk memadamkan api.
Karena takut, ia langsung berlari keluar toko bersama isterinya meninggalkan barang dagangannya.
Api sendiri bisa dipadamkam sekitar satu jam setengah oleh petugas pemadam kebakaran yang menerjunkan empat damkar. (ent)

Monday, 28 September 2015

Akhirnya.... Bogor Nggak Puasa Hujan Lagi


BOGOR – Kota Bogor kembali diguyur hujan deras Senin (28/9/2015) sore ini. Hujan yang turun sekitar pukul 16:30 itu nampak lebih menyeramkan karena hujan disertai angin kencang. Kondisi ruas jalan nampak gelap dan relatif berkabut.
Hujan angin yang terjadi di Bogor sore ini diwarnai dengan hembusan angin kencang. Tak heran sejumlah pohon yang ukurannya relatif kecil tumbang. Sejumlah ranting pohon nampak berserakan di badan jalan.
Hujan seperti ini baru pertama kali terjadi pasca musim kemarau melanda Kota Bogor. Hujan deras yang terjadi ini pun membuat sejumlah ruas jalan protokol di Kota Bogor terendam air.
Tak pelak, kemacetan pun terjadi akibat tak sedikit kendaraan yang mengalami mati mesin. Genangan air menutupi ruas jalan Kota Bogor yaitu Sholeh Iskandar, Yasmin dan Abdullh bin Nuh.
Hujan deras yang terjadi sore ini merupakan pertanda berakhirnya musim kemarau sekaligus mengembalikan Kota Bogor sebagai kota yang sejuk dan asri.
“Alhamdulillah hujannya besar,” kata Naurah Ratusari (23), warga Semplak Barat, Bogor.
Sementara itu, hujan deras yang mengguyur Bogor, Senin sore (28/9/2015) pun turut menyebabkan pohon tumbang di Loji, Sindangbarang, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
Lokasi pertama terjadi di pemukiman warga dan menyebabkan satu rumah tertimpa pohon. Lokasi pohon tumbang kedua terjadi di jalan raya Loji-Sindangbarang, dekat POM bensin.
“Kita masih memonitor dan anggota kita sudah ada di lokasi,” ujar Kasi Kesiapsiagaan dan Kedaruratan BPBD Kota Bogor, Budi Hermawan. (ent)

Makan di Paris tapi Tetep di Bogor? Ini Tempatnya

BOGOR – Ingin menikmati hidangan Eropa dengan nuansa Kota Paris, ditambah dengan berbagai ornamen dan dekorasi yang menyerupai beberapa suasana di kota romantis itu?
Di Restoran D’Etre, salah satu restoran unik di Kota Hujan, pengunjung akan mendapatkan pengalaman itu. Selain latar belakang menara Eiffel, beberapa kursi ditata seperti berada di dalam kereta, dapur rumah di Prancis, dan suasana outdoor yang tak kalah romantis dengan view pegunungan. Yang tak kalah menarik, ada kursi khas Eropa yang dipajang di sudut restoran, dan bisa diduduki oleh pengunjung.
Dengan konsep yang ada itu, hampir semua pengunjung menyempatkan diri untuk ber-selfie di sudut ruangan yang ada. Delengkapi dengan akses wifi, pengunjung yang datang akan betah berlama-lama di sana. Belum lagi, sajian menunya yang sangat menggugah selera. Menyediakan berbagai menu andalan barbeque dan ice cream, tak heran jika D’Etre akan sangat ramai dikunjungi pada sore hari menjelang malam.
Salah satu menu andalan yang wajib dicicipi yaitu BBQ Roast Chicken. Nikmatnya roast chicken dipadukan dengan potato gratin, boiled vegetables, dilengkapi dengan saus barbeque buatan D’Etre, akan melengkapi makan malam Anda yang romantis.
Lidah akan semakin dimanjakan dengan berbagai minuman segar, kemudian ditutup dengan manisnya ice cream ala D’Etre. Tak hanya itu, Resto di Jalan Ahmad Sobana, No 77, Bangbarung, ini juga menyediakan berbagai menu mi, pizza, burger dan sandwich, pasta, dan berbagai varian menu lainnya.
Mengunjungi resto ini, setiap harinya Anda akan mendapatkan berbagai paket diskon menarik setiap harinya. Misalnya pada Senin, pengunjung yang membeli dua menu pasta akan mendapat satu menu pasta gratis. (ent)

sociobuzz

<span data-sociabuzz-verification="e88a45e9" style="display: none;"></span>

Bogor Jadi Tuan Rumah Aktivis Dunia




BOGOR– Jika tidak ada aral, mulai Senin-Sabtu (28/9-3/10), Komite Pemantau Legislatif (KOPEL) Indonesia akan kedatangan tamu dari beberapa negara di Asia, yakni Thailand, Kamboja, dan Malaysia. Mereka merupakan politisi dan aktivis demokrasi negaranya masing-masing.

Selama di Indonesia, para delagasi itu akan belajar dan berbagi mengenai pengalaman dan perkembangan demokrasi di Indonesia serta negara masing-masing. Kegiatan ini disponsori oleh International Republikan Institute (IRI) Washington DC.

“Bahkan para delegasi itu sore ini dijadwalkan tiba di Indonesia. Perwakilan dari Tiongkok sebanyak tiga orang, Thailand dua orang, Kamboja tiga orang dan Malaysia satu orang,” ujar Direktur KOPEL Indonesia, Syamsuddin Alimsyah saat ditemui di sekretariat Kopel Bogor, Perumahan Bogor View, Minngu (27/9/2015).

Syam, sapaan akrab Syamsuddin, mengatakan pertemuan ini merupakan upaya untuk mendorong sinergi gerakan antara aktivis organisasi di Asia dalam rangka mendorong isu-isu penting yang akan menguatkan demokratisasi di Asia.

“Para delegasi dari luar negeri ini akan belajar tentang demokratisasi di Indonesia tumbuh, bahkan dari desa dan menjadi sebuah sistem yang menguatkan negara,“ kata dia.
Bahkan, KOPEL dalam korespondennya selama ini dengan para delegasi terus berusaha meyakinkan mereka agar memilih Indonesia sebagai lokasi berbagi pengalaman tentang demokrasi adalah pilihan yang sangat tepat.

“Selain karena faktor keamanan yang terjamin, juga karena proses perjalanan demokratisasi di Indonesia juga memang memiliki keunikan yang berbeda dengan negara-negara lain,” imbuhnya.

Dia juga menjelaskan, ada beberapa keunikan dalam proses penataan demokrasi di Indonesia. Yakni yang pertama, banyak kalangan menyebut demokrasi untuk kesejahteraan. Oleh karenanya, banyak pula negara memandang untuk apa demokrasi kalau negaranya sudah sejahtera.

Namun menurutnya, demokrasi bukan hanya sekedar kesejahteraan. Substansi dalam berdemokrasi adalah adanya penghargaan atas hak sebagai warga negara. Hak untuk mengetahui cara mengelola negaranya. Adanya hak bagi warga untuk mengetahui bagaiamana uang hasil pembayaran atas pajaknya selama ini dikelola.

“Misalnya untuk pemenuhan sekktor kesehatan dan pendidikan berapa. Dan di Indonesia sudah mulai dipraktikkan dan terus dikembangkan. Bahkan di Indonesia penentuan kepemimpinan juga sudah melibatkan publik,” bebernya.

Selain itu, yang kedua, yakni proses reformasi di Indonesia ternyata berhasil merombak dan menata kembali kelembagaan negara atau sering dikenal dengan istilah reformasi konstitusi.

Penataan lembaga negara menjadi landasan konstitusional bahwa hadir dan bekerjanya para penyelenggaraan kekuasaan negara, harus sesuai dengan aspirasi rakyat.

“Dalam bidang politik misalnya, pasca reformasi menghasilkan beberapa lembaga baru, seperti DPD RI yang mirip dengan senator di Amerika. Ada juga Mahkamah Konstitusi, KPU, Komisi Informasi Publik (KIP), dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),” kata Syam.

Yang ketiga, demokrasi di Indonesia selama ini tidak hanya fokus menata kelembagaan negara di level pusat, melainkan juga bersamaan dengan penataan kelembagaan di daerah atau yang lebih dikenal dengan istilah desentalisasi.

Perkembangan demokrasi juga ditandai dengan menguatnya pelibatan masyarakat sipil dalam membangun demokrasi di Indonesia. Yakni beberapa rekomendasi masyarakat sipil menjadi rujukan dalam penentuan pucuk pimpinan di beberapa lembaga tinggi negara, khususnya KPK, Ombudsman RI dan Komisi Informasi Publik.

“Dari proses pembelajaran dan praktek demokrasi di Indonesia, tentu saja banyak kekurangan di samping kelebihannya. Terutama kesiapan para pemimpin dan penguasa dalam merespon perubahan tersebut sangat menentukan. Dari kelebihan dan kekurangan tersebut, menjadikan Indonesia sangat layak untuk di tempati belajar,” tandasnya. (ent)

Friday, 25 September 2015

Jamaah Bogor Selamat Tragedi Mina



BOGOR-Hingga dini hari tadi, tidak ada satu pun nama jamaah haji Kota dan Kabupaten Bogor tercantum di daftar tragedi Mina, kemarin pagi, waktu Arab Saudi. Saat kejadian, jamaah haji Bogor tak satu barisan dengan para korban.

Kabar itu disampaikan Usep Saepuloh, jamaah haji Kabupaten Bogor, tadi malam. Anggota DPRD Kab Bogor tersebut menegaskan, saat kejadian dia bersama jamaah lainnya sudah sampai di lantai III, Mina, untuk melakukan ibadah lempar Jumrah Aqabah. Jalur yang digunakan pun tidak sama dengan jamaah lainnya yang menjadi korban di perstiwa berdarah tersebut, yakni Jalan Arab 204.          

“Saya tidak melihat secara langsung kejadian memilukan itu, karena kejadian berlangsung di lantai dua. Usai kejadian, rombongan kami kemudian sepakat ke masjidil haram,” tegas Ketua DPD PAN Kab Bogor itu.

 Perlu diketahui, jamaah haji Indonesia di Mina terbagi dalam dalam 52 maktab, 45 maktab di Harratul Lisan (Mina), 7 maktab di Mina Jadid. Jamaah yang tinggal di Harratul Lisan tidak akan melalui jalur Arab 204, tapi melalui terowongan muashim ketika akan ke Jamarat. Jadi sangat kecil sekali untuk terjadinya korban yang lebih banyak.

Senada pengakuan Ahyar Nasution (40), dan istrinya Rida Hafni (38).  Dihubungi Radar Bogor, tadi malam (24/9), Ahyar menyebut bahwa kloter lima nasional yang terdiri dari 444 jamaah haji asal Kabupaten Bogor, saat kejadian sedang menuju hotel mereka di Makkah.

“Rombongan kami melempar jumrah pukul 04.00 pagi (waktu setempat). Kejadian Mina pada pukul 07.25. Saat itu rombongan kami sudah menuju pulang ke hotel di Makkah. Alhamdulillah, semua anggota 
rombongan kloter lima selamat dan sehat,” ujar jamaah haji asal Bojonggede itu.

Pantauan Ahyar, lokasi kejadian berada di lantai dasar terowongan Mina. Sementara rombongan haji Kabupaten Bogor melakukan pelemparan jumrah dari lantai empat terowongan. Tragedi Mina juga tidak mempengaruhi jadwal melempar jumrah dari kloter lima.“Ini lagi mau ke Mina untuk melempar jumrah lagi. Doakan kami selamat-selamat,” ujar Ahyar lagi.

Informasi keselamatan jamaah haji asal Kota Bogor juga datang dari Staf Humas Pemkot Bogor, Dicky yang tahun ini ikut melaksanakan ibadah haji. "Alhamdulillah. Waktu kejadian rombongan kami sudah menuju Masjidil Haram untuk tawaf ifadah. Sebagian besar sudah sah haji, tinggal beresin lempar jumrah sampai 13 Dzulhijjah karna ambil nafar tsani," ujarnya.

Sementara Walikota Bogor Bima Arya sempat sibuk setelah mendengar kabar tragedi Mina. Dia lantas menelepon Ketua MUI Kota Bogor KH Adam Ibrahim dan staf ahli Pemkot Bogor Aim Halim. Namun keduanya tidak bisa dihubungi. Diperkirakan seluruh dunia dalam waktu bersamaan sedang menghubungi keluarga mereka di Kota Makkah.

Setelah berusaha, walikota akhirnya bisa menghubungi anggota Badan Pengawas Perusahaan Daerah Pasar Pakuan Jaya (PDPPJ) Suprapto melalui SMS. Walikota lalu meminta informasi kondisi jamaah haji Kota Bogor pasca tragedi Mina tersebut. Dan Suprapto menyebutkan, semua jamaah asal Kota Bogor dalam keadaan sehat. "Tadi pagi kami balik jalan, tidak jadi lempar jumrah. Ternyata ada tragedi terinjak-injak di Mina. Warga Kota Bogor tidak ada yang jadi korban," jelasnya.

   Hingga pukul 21.15 WIB, dilaporkan ada empat warga negara Indonesia menjadi korban dalam peristiwa Mina. Tiga di antaranya meninggal dunia dan satu orang terluka. Sedangkan secara keseluruhan tercatat 719 korban meninggal dan 863 luka-luka. Sebagian besar korban tewas adalah jamaah dari negara-negara Afrika, Mesir dan Iran.

"Jadi yang sudah kami terima ada WNI korban, atas nama Hamid Atwitarji (Surabaya) dan ibu Syaisiyah Syahril Abdul Gafar (Batam) tapi itu terus kami konfirmasi. Kemudian ada jamaah laki-laki yang belum diketahui identitasnya. Asal Probolinggo. Diketahui pula dari Safari Travel." kata Menlu Retno Marsudi, Kamis (24/9).

Retno mendapatkan informasi itu setelah menghubungi langsung Amirul Hajj (Menteri Agama Lukman Hakim). Menag saat ini tengah berkeliling ke beberapa RS di Mina dan Makkah untuk mengecek ada tidaknya WNI lain yang menjadi korban.

Wakil Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Sunarko, menambahkan keterangan bahwa lokasi terjadinya musibah bukan jalur biasa yang dilalui jamaah asal Indonesia. "Ini bukan merupakan jalur yang digunakan oleh jamaah asal Indonesia untuk menuju lontar jumrah," jelasnya.

Menurut Sunarko, kejadian itu berlokasi di jalan menuju tempat lontar jumrah di antara tenda-tenda di Mina. Kejadian diduga berawal ketika ada sekelompok jamaah yang tiba-tiba berhenti sehingga terjadi penumpukan jamaah yang kemudian saling berdesakan. (ent)

Menengok Kampung Buntar, Lokasi Kurban Walikota Bima Arya




BOGOR-Banyak cara yang dilakukan pemimpin daerah untuk lebih dekat masyarakatnya. Salah satunya dengan merayakan hari raya Idul Adha dengan warga. Misalnya Walikota Bogor Bima Arya, dia  membidik daerah tertinggal untul mendistribusikan hewan kurban.

Perdana di Kampung Buntar Kelurahan Muara Sari, Kecamatan Bogor Selatan ada hewan yang akan dikurbankan dalam ibadah haji tahun ini. Ya sudah belasan bahkan puluhan tahun kampung tertinggal itu tidak dilirik orang untuk berkurban.Meski hanya seekor sapi, namun itu sudah membuat warga senang.


“Walikota meminta saya untuk mencari wilayah yang belum terjamah masyarakat lain untuk berqurban pada tahun ini. Akhirnya kampung Buntar saya pilih,” ujar Istri Walikota Bogor Yane Bima Arya.

Lokasi pemotongan hewan kurban berada di RT 04 RW 08, Kampung Buntar yang sekaligus merupakan lokasi pelaksanaan program Peningkatan Peranan Wanita Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) Tahun 2015.

Sapi tersebut diserahkan Yane  kepada Ustadz Halimin, sebagai tokoh masyarakat setempat yang didampingi Ketua RT 04, dan RW08. Penyerahan disaksikan warga setempat, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB) Kota Bogor, Fetty Qondarsyah, dan Camat Bogor Selatan Usman TZ.
“Ya ini perdana ada kurban. Karena disini tidak setiap tahun ada warga yang kurban,” tambah Usman TZ.
Menurut dia, wilayah tersebut memang merupakan salah satu wilayah  Kota Bogor yang masih perlu perhatian pemerintah. Usman berharap langkah Walikota Bogor ini dapat diikuti oleh siapapun dengan berkurban di daerah-daerah yang memang lebih perlu dibantu (ent)

Monday, 14 September 2015

Keren! Bogor Turun 'Salju'



BOGOR - Indonesia sebagai negara tropis memang tidak pernah mengalami musim gugur. Tak heran jika masyarakatnya sangat mendambakan musim tersebut. Alternatifnya, sejumlah warga di Kota Hujan memanfaatkan momen gugurnya buah kapas di Taman Koleksi, kampus IPB Baranangsiang, yang mirip dengan musim gugur.

Sudah beberapa hari terakhir ini, buah kapas yang berasal dari pohon kapas berukuran besar di Taman Koleksi berjatuhan. Akibatnya, rumput-rumput yang berada di bawah pohon itu tertutupi kapas putih. Sehingga mempercantik pemandangan.

Momen itu kemudian dimanfaatkan oleh sejumlah pengunjung untuk ber-selfie atau berfoto bersama dengan rekan-rekannya. Tak sedikit juga keluarga yang sengaja membawa anaknya untuk bermain di lapangan yang penuh kapas tersebut.

 “Bagus banget, seperti musim gugur di luar negeri. Saya lihat dari kejauhan indah sekali, makanya saya sengaja masuk untuk foto-foto dan upload di media sosial,” kata salah satu pengunjung, Ayu Arta, kepada Radar Bogor, kemarin (13/9).

Ayu mengatakan, dirinya sengaja datang ke Taman Koleksi bersama teman-temannya. Sebab, momen itu hanya terjadi satu kali dalam setahun. Sehingga, Ayu tidak ingin menyiakan kesempatan tersebut.

“Tahun lalu juga seperti ini, tapi saya nggak sempat foto. Nah, sekarang tidak mau menyesal lagi, makanya saya sengaja ke sini sama teman-teman bawa kamera dan tripod,” akunya.

 Meski tidak sengaja datang untuk berfoto seperti Ayu, pengunjung lainnya, Vadia Kartika juga mengaku tidak ingin melewatkan momen tersebut. Vadia dengan tunangannya, Asep Fahrudin, juga ingin mengabadikan momen itu pada hari bahagianya.

 “Tadinya mau foto prewedding di ilalang, katanya bagus di sekitar BNR. Pas ke sana, ternyata sudah layu ilalangnya. Pas lewat, lihat di sini ada kapas, akhirnya ini dijadikan spot pengganti,” kata Vadia.

Dia juga mengatakan, momen bunga berguguran ini juga dilihatnya di beberapa tempat di Kota Bogor. Malahan ada pohon yang mirip sekali dengan bunga sakura asal Jepang, di Jalanan Johar. Bunganya juga berguguran menutupi jalanan.


 “Tapi itu posisinya di pinggir jalan, kan nggak mungkin juga ya saya maksa foto di sana. Makanya, pas lihat ini rasanya cocok. Kebetulan saya ingin foto suasanya alam, untuk menambah tema foto prewedding saya,” kata wanita asal Pekan Baru yang merupakan alumni IPB itu. (viv/ent)

Saturday, 12 September 2015

Tragedi Masjidil Haram, Dua Warga Bogor Jadi Korban





BOGOR – Tragedi jatuhnya ‘crane’ di Masjidil Haram pada Jumat (11/9/2015) waktu setempat menyebabkan dua warga Bogor turut menjadi korban.

Dilaporkan, dua warga Bogor turut terluka dalam tragedi Masjidil Haram berasal dari kloter 5. Mereka adalah Ustaz Hafid dan istrinya. Mereka terluka saat berada di arena tawaf ketika tiba-tiba badai es dan angin kencang menghanta, Makkah, sekitar pukul 17.30 waktu setempat atau pukul 21.30 WIB.

”Akibat tiang pancang bangunan roboh mengakibatkan sejumlah jamaah asal Bogor terluka. Hingga kini petugas masih mendata jamaah lain,” kata anggota DPRD Kabupaten Bogor Usep Saefullah yang sedang melaksanakan ibadah haji.

Sementara jumlah korban meninggal dan terluka akibat tertimpa alat berat di Masjidil Haram terus bertambah. Otoritas Saudi Arabia, setidaknya 107 orang tercatat meninggal dunia dan 238 terluka.
Akibat badai yang disertai hujan, sebuah alat berat konstruksi jatuh dan menewaskan puluhan jamaah haji dan lainnya luka-luka di Masjidil Haram, Mekah, Saudi Arabia, Jumat malam, 11 September.
Alat berat, atau crane, banyak ditemui di lingkungan Masjidil Haram karena sedang dilakukan renovasi demi memperluas kapasitas jamaah. Tragedi di Masjidil Haram ini terjadi saat musim haji, saat jutaan umat Islam berkumpul di Tanah Suci.

(kan/ps/ent)

Friday, 11 September 2015

Calhaj Bogor Meninggal Sesak Napas


Badai pasir Kamis (10/9/2015) menghantam wilayah Makkah dan Jeddah, Arab Saudi. Debu-debu halus yang beterbangan, serta panas mencapai 40 derajat celcius, membuat para jamaah calon haji rentan terserang penyakit pernapasan. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) 1436 H, merilis kabar, sedikitnya tujuh jamaah meninggal akibat sesak nafas. Salah satunya Priyo Sumbodo (72), warga Lebak Kantin, Sempur, Bogor Tengah.

Suasana duka menyelimuti kediaman Priyo Sumbodo (72), Kampung Lebak Kantin, RT 03/5, Kelurahaan Sempur, Bogor Tengah, Kota Bogor, tadi malam. Jamaah calon haji kloter 15 itu dikabarkan meninggal dunia di Makkah, Kamis (10/9/2015). Keluarga pasrah menerima kepergian Priyo yang dimakamkan di Tanah Suci.

“Saya dapat kabar dari KBIH Bogor. Katanya, bapak meninggal sehabis salat Isya di Makkah,” tutur istri almarhum Priyo, Nurjanah (66).

Dengan mata berkaca-kaca, Ibu lima anak ini menuturkan bahwa ia baru menerima kabar kepergian suaminya pada pukul 04.00 WIB, kemarin. Informasi yang diterimanya, Priyo meninggal saat sedang berisitirahat di Maktab. Pria kelahiran 13 November 1943 itu sebelumnya mengeluhkan sesak napas pada ketua rombongan.

“Sampai bilang, saya mau meninggal ini kayaknya. Dikira teman-temannya itu becanda. Tidak sakit, tidak di rawat, bapak meninggal begitu saja, sekitar pukul 23.30, waktu Makkah,” tuturnya.
Sejak keberangkatan ke Tanah Suci, 26 Agustus lalu, Priyo memang tidak membekali diri dengan alat komunikasi. Setiap harinya, keluarga menerima kabar tentang veteran TNI Angkatan Darat yang pensiun pada 1991 itu, melalui ketua rombongan haji.

Ketua Veteran Ranting Bogor Tengah itu menunaikan haji atas rekomendasi forum yang dipimpinnya. Sudah lima tahun ini, Priyo menanti keberangkatannya ke Tanah Suci.

“Memang dipilih untuk berangkat. Waktu itu diajukan berangkat Januari 2011. Sempat dikasih tahu berangkat 2014, tapi tidak jadi,” bebernya.

Di pertengahan 2000, Priyo mengidap penyakit diabetes. Namun, menurut Nurjanah, Priyo berangkat dalam kondisi sehat.

“Malah waktu 17 Agustus kemarin, masih ikut upacara di Sempur. Mungkin bapak meninggal karena kecapean,” katanya.

Plt Kasi Haji dan Umroh Kemenag Kota Bogor, Dede Supriadi, membenarkan kabar meninggalnya jamaah calon haji asal Kota Bogor. Menurutnya, Priyo meninggal karena sakit.

“Almarhum dimakamkan di Makkah, atas nama Priyo Sumbodo bin Haji Sutarmo,” tukasnya.

Thursday, 10 September 2015

Donald Trump Bangun Disneyland di Bogor!


BOGOR-Mega proyek milik miliurder Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Hary Tanoe (HT) di Lido, Kecamatan Cigombong perlu mendapat sorotan. Khususnya terhadap daya dukung lingkungan. Ini penting karena kawasan itu akan dibangun superblok, dimana di dalamnya terdapat tempat wisata terbesar setara Disneyland.
Hal tersebut disampaikan Pakar Tata Ruang Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pembangunan Wilayah Institut Pertanian Bogor (IPB) Ernan Rustandi kepada Radar Bogor, kemarin(8/9). Seperti diketahui, mega proyek pembangunan resor mewah dan hotel serta pemukiman ini akan mencaplok sekitar 2.000 ha lahan meliputi 281,58 ha di kawasan Kabupaten Bogor dan sisanya 1.800 ha lagi di Sukabumi.

Terlepas dari itu semua, menurut Ernan, daya dukung lingkungan menjadi satu hal yang harus benar-benar dipertimbangkan MNC Group dan Donald Trump mulai dari sekarang. Daya dukung itu meliputi topografi, kemampuan lahan dan sumber daya air di kawasan ini.

“Berapa banyak air tanah yang akan disedot untuk kebutuhan kawasan ini, itu juga harus dikaji. Jangan sampai kemiringan lahan tidak dipertimbangkan. Kita tahu kawasan Sukabumi sekitar itu berbukit-bukit dan menyimpan potensi bencana alam. Itu menjadi faktor pembatas yang harus dipertimbangkan,” jelasnya.

Dari penelusuran Radar Bogor, PT MNC Group telah mengakuisisi lahan seluas 2.000 hektare di Lido dari grup Bakrie. Dari luasan tanah tersebut, mereka berencana membangun sebuah kawasan wisata terintegrasi lengkap dengan hunian.

Megaproyek tersebut segera direalisasikan karena HT telah mendapatkan izin dari Pemkab Bogor. Jika tidak ada aral, pengerjaan 'Disneyland' Bogor akan berlangsung berbarengan dengan proyek tol Bogor-Sukabumi (Bocimi)

Di sisi lain, Ernan berharap proyek ini bisa menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar, menyerap tenaga kerja lokal, dan pihak pengembang juga memberi akses untuk peningkatakan sumber daya manusia masyarakat lokal.

Menurut Ernan, dari pemenuhan kebutuhan masyarakat akan wisata, dengan dibangunnya kawasan ini akan memberikan pilihan daerah wisata baru bagi masyarakat di sekitar Jakarta. Selama ini tujuan wisata masyarakat terkonsentrasi ke Puncak saja.

Pantauan wartawan koran ini di lapangan, pembangunan resor mewah dan tempat wisata tersebut membentang di dua kecamatan. Kecamatan Caringin meliputi Desa Pasir Buncir, Kecamatan Cigombong meliputi Desa Srogol dan Desa Watesjaya.

Kades Srogol Hendra Muhamad Ridwan mengatakan, pihaknya pernah mengikuti sosialisasi tentang rencana pembangunan resor tersebut dengan pihak PT Lido Nirwana Parahyangan tahun lalu.
“Pernah tahun 2014 lalu, tapi kalau masalah dibangun Disneyland, kami belum tahu. Karena waktu pertemuan hanya membahas tentang pemberian izin Amdal untuk resor dan hotel. Intinya hiburan pengajuannya,” ujarnya.

Hendra mengaku hingga kini belum ada lagi pertemuan maupun sosialisasi lanjutan perihal pembangunan ini. Di Desa Srogol sendiri akan ada dua kampung yang bakal tergusur. Sisanya ada di Desa Watesjaya dan Pasir Buncir dan Kabupaten Sukabumi.

“Ada dua kampung Srogol dan Susungapan. Tapi lahanya belum ada yang dibebaskan. Hanya titiknya berada di kampung tersebut. Bahkan untuk Desa Watesjaya paling banyak nanti yang tergusur untuk pembangunan tersebut,”tambahnya.
Sementara Sekretaris Desa Watesjaya Entis Sutisna mengaku belum mengetahui tentang mega proyek tersebut. Menurutnya, setahun lalu memang sempat ada sosialisasi terkait perluasan lahan golf dan pemberian pekerjaan kepada warga.

“Kalau masalah pembangunan resor atau hotel belum ada kabar. Hanya ada informasi masalah perluasan lahan untuk lapangan golf saja. Itupun setahun yang lalu,” tandasnya.

Sementara itu, salah seorang warga Desa Pasir Buncir Bono mengaku sudah menerima sosialisasi terkait ini. Namun masalah pembebasan lahan, masih belum jelas titiknya di desa tersebut. “Sudah setahun belum ada kejelasan lagi, karena saya sempat ikut sosialisasi. Masalah pembebasan lahan belum jelas lokasinya,” tuturnya.(ent)

Tuesday, 8 September 2015

Wow! Putri Kerajaan Belgia Kunjungi Bogor


BOGOR-Walikota Bogor Bima Arya melakukan pertemuan dengan Duta Besar Belgia untuk Indonesia, Christiaan Tanghe, untuk membahas berbagai isu antara Indonesia khususnya Bogor dengan Belgia, di ruangan kerjanya, kemarin (7/9).

Rencananya, Putri Astrid Josephine dari Kerajaan Belgia akan berkunjung ke Indonesia pada 2016. Bogor, merupakan salah satu kota yang akan disinggahi Queen of Belgia tersebut. "Rencananya, tahun depan Putri Belgia akan datang ke Jakarta, dan akan mampir ke Kota Bogor," ujar Christiaan. 

Dalam pembahasan itu, Bima Arya menyambut baik rencana kunjungan Putri Astrid, anak kedua dari Raja Albert II dan saudara perempuan dari Raja Phillipe, ke Bogor pada awal 2016. 

Kunjungan Putri Astrid akan mengikutsertakan satu rombongan besar pengusaha dan investor Belgia ke Bogor. Kunjungan sejenis pernah dilakukan Pangeran Phillipe, yang kini menjadi Raja Belgia, pada November 2008, bersama 80 pengusaha Belgia. 

Belgia merupakan mitra dagang Indonesia terbesar ke-8 di Eropa, dengan nilai perdagangan antar kedua negara mencapai 1,8 miliar dolar AS pada 2014. Pada kesempatan itu, Bima menyatakan dukungan terhadap rencana kedatangan Putri Astrid. Menurut dia, kunjungan tersebut akan menjadi dukungan terhadap Kota Bogor, yang selama ini sudah cukup sering dikunjungi turis  dari Belgia dan Belanda. "Banyak turis asal Belgia yang memilih wisata di Kota Bogor," tandasnya.(ent)