Banner 1

Saturday 3 October 2015

Empat Kampus Di Bogor Terancam Dibekukan!


BOGOR – Empat perguruan tinggi (PT) swasta di Kota Bogor dinonaktifkan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti). Selama masa nonaktif PT tersebut tak diperbolehkan menerima mahasiswa baru.
Empat kampus di Bogor yang dibekukan adalah STIE Pandu Madania, Jalan Raya Cibungbulang KM 15. Kedua, STIH Dharma Andhiga di Jalan Soleh Iskandar. Ketiga, Akademi Surtasdal-As Bogor di Kampung Sengked, Desa Babakan, Kecamatan Dramaga. Keempat, Akademi Kesenian di Jalan Jagung, Baranangsiang
Sri Ratnawati, staf administrasi umum Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Dharma Andhiga di bilangan Jalan Sholeh Iskandar Tanah Sareal ditemui Radar Bogor jumat (2/10/2015) membenarkan penonaktifan STIH ini. Secara administrasi, STIH ini dinonaktifkan Kemenristek Dikti sejak 30 Juli 2015 lalu.
Permasalahan perguruan tinggi yang nonaktif ini ada empat. Antara lain tidak melakukan pelaporan akademik, nisbah atau perbandingan dosen dengan mahasiswa belum memenuhi syarat, masalah pelanggaran undang-undang dan juga adanya sengketa di internal perguruan tinggi tersebut.
“Nonaktif dari Kemenristek Dikti ini keluar saat kami melakukan pembenahan karena mendapat teguran dari Kopertis IV Jawa Barat. STIH kenanya di laporan akademik, kami disebut empat semester berturut-turut tidak melakukan pelaporan akademik,” jelasnya.
Ratnawati mengakui ini, selama empat semester mereka tidak melakukan pelaporan akademik yaitu dua semester di TA 2012/2013 dan dua semester di TA 2013/2014. Namun pasca mendapat teguran dari Kopertis IV Jawa Barat, pada 30 Desember 2014 lalu, mereka sudah melakukan pelaporan ke Kopertis IV.
Selanjutnya 26 Januari 2015, STIH melakukan pengajuan pengaktifan kembali. Dan 27 Februari 2015, Kopertis IV telah melakukan verifikasi ke STIH Dharma Andhiga. Dan Agustus hingga September ini, STIH menerima Dirjen Kemenristek Dikti yang melakukan verifikasi.
“Dan Desember nanti pengumuman hasil verifikasi pengaktifan kembali dari Kemenristek Dikti. Makanya kami heran kenapa kami masih diikutkan sebagai perguruan tinggi nonaktif dari Kemenristek Dikti, sementara kami sudah melakukan pembenahan ke Kopertis IV,” ujarnya.
Imbas dari penonaktifan ini pun harus diterima STIH. Tak diperbolehkan menerima mahasiswa baru untuk TA 2015 ini. Namun proses belajar mengajar (PBM) untuk mahasiswa lama masih terus berjalan.
“Wisuda 2014 tetap dilaksanakan. Wisuda sekali setahun. Tahun ini sudah diadakan wisuda pada Maret lalu karena surat nonaktif baru kami terima Juli. Setelah aktif baru boleh menerima mahasiswa baru. Namun kami tetap melakukan promosi,” ujarnya.
STIH ini didirikan anggota DPRD Kota Bogor Andi Surya sejak 2003 lalu. Namun pengakuan Ratna, pengelolaan STIH ini sejak 2014 berpindah dari Andi Surya ke Heri Purnomo. STIH ini untuk pendidikan starata 1 (S1) dengan jumlah dosen tetap 10 orang, dosen tidak tetap lebih 21 orang dan jumlah mahasiswa 298 orang.
Selain STIH Dharma Andhiga, Akademi Kesenian Bogor di bilangan Jalan Jagung Kelurahan Baranangsiang, juga mendapat surat nonaktif dari Kemenristek Dikti. Namun penonaktifan ini dianggap terlambat karena sejak tahun 2000, akademi ini sudah tak beroperasi.
“Tahun 1994 berdiri dan hingga 1998 masih eksis dengan jumlah mahasiswa 40-an orang. Makin lama makin berkurang. Dan sejak tahun 2000 sudah tidak ada peminat atau tidak ada lagi mahasiswanya. Sudah tutup 15 tahun,” ungkap mantan Ketua Umum Yayasan Gilang Kencana yang mengelola Akademi Kesenian Bogor H Syaiful Bahri.
Saat akademi kesenian ini jaya, kegiatan kesenian Sunda banyak digelar di kampus ini, seperti tari jaipongan dan ketuk tilu, dan rampak sekar. Sementara jurusan yang dimiliki akademi ini yaitu jurusan seni tari dan karawitan.
“Kami sampai tiga kali melakukan wisuda. Dan alumni sudah banyak mengajar di sekolah-sekolah yang ada di Kota Bogor. Hingga sekarang, peralatan masih ada, gong, salendro, saron, dan peralatan untuk menari masih ada,” jelasnya.
Dikatakan Syaiful, pada masa Walikota Diani Budiarto, akademi ini sempat mau dihibahkan, tetapi tidak ada respon. Terakhir akademi ini dipindahkan ke Tangerang Selatan dengan nama Akademi Kesenian.
“Selain ini, tidak ada akademi kesenian lain di Bogor baik swasta maupun negeri. Kalau ada peminat dan sponsor yang cinta kesenian Sunda, akademi kesenian ini bisa kita hidupkan lagi,” jelasnya.
Meski sudah tak beroperasi sejak tahun 2000 lalu, hingga sekarang, masih ada beberapa orang yang mau melamar jadi dosen. Selain itu, Syaiful juga masih menerima surat dari perguruan tinggi di Belanda, Jerman dan Australia, yang menanyakan kesenian Sunda.
“Tidak dijawab suratnya, bagaimana mau menjawab, akademinya sudah tutup,” jelasnya.
Dan pada 9 Juli 2015 lalu, gedung akademi yang sudah berganti menjadi SD IT Al Khairiyah ini juga menerima surat dari Kemenristek Dikti terkait penonaktifan beberapa PT di Indonesia. Surat itu berisi pengecekan ijazah mahasiswa, pengecekan dosen dan plagiarisme dan hal lainnya yangberhubungan dengan akademi kesenian ini. (ent)

0 komentar:

Post a Comment