BOGOR-Kota Bogor, Bandung, dan Denpasar masuk dalam daftar sepuluh kota yang memberikan pengalaman terburuk bagi para pengendara menurut hasil evaluasi Waze. Pengelola aplikasi navigasi itu merilis indeks kepuasan mengemudi berdasarkan pengalaman mengemudi 50 juta orang lebih di 32 negara dan 167 area, serta menyusun penilaian numerik mulai dari memuaskan (10) hingga menyebalkan (1).
Dalam siaran persnya, Rabu (14/10), Waze menyebut kota terburuk bagi pengemudi di antaranya San Salvador (El Salvador) dengan indeks 2,1, Cali dan Medellin di Colombia dengan indeks masing-masing 2,6 dan 2,7, serta Denpasar (Indonesia) dengan indeks 2,8.
Kota lain yang menurut pengguna Waze memiliki lalu lintas menyebalkan adalah Guatemala City (Guatemala) dengan indeks 3, Bandung (Indonesia) dengan indeks 3, Bucaramanga (Colombia) dengan indeks 3,1, Caracas (Venezuela) dengan indeks 3,1, Bogor (Indonesia) dengan indeks 3,1, dan Bogota (Colombia) dengan indeks 3,4.
Sementara kota yang dianggap paling memuaskan bagi para pengendara pengguna Waze adalah Phoenix di Arizona, Amerika Serikat, dengan indeks kepuasan 8. Secara keseluruhan, lalu lintas kota-kota di Indonesia dianggap sebagai paling menyebalkan bagi para pengendara pengguna Waze dengan indeks 3,7. Indonesia menempati peringkat ketujuh terburuk di dunia. Sementara negara lalu lintas kendaraannya dianggap paling baik adalah Belanda, dengan indeks 7,9.
Meski demikian, soal keamanan lalu lintas di Indonesia dinilai cukup mumpuni. Indonesia masuk dalam daftar sepuluh besar negara yang indeks keamanan berkendaranya paling baik (8,9), sejajar dengan Prancis. Sedangkan negara yang dinilai paling aman adalah Argentina (9,8), dan negara yang lalu lintasnya dianggap paling berbahaya bagi pengendara adalah El Salvador (3,3).
Dalam hal layanan bagi pengendara, salah satunya ketersediaan stasiun pengisian bahan bakar umum, Indonesia tercatat sebagai yang terburuk di seluruh dunia dengan indeks kepuasan 1. Namun, kualitas jalanan Indonesia dianggap baik dengan indeks 7,3.
Selain itu, menurut indeks Wazeyness atau suasana hati pengendara, Indonesia termasuk yang terburuk dengan indeks 1.
Untuk diketahui, Waze adalah sebuah peranti lunak navigasi gratis untuk perangkat telepon genggam dan tablet PC yang memiliki GPS. Waze bisa diunduh dari negara mana pun di dunia termasuk Indonesia. Namun, peta dasar untuk Indonesia belum tersedia sehingga kontribusi pengguna sangat diutamakan.
Berbeda dengan peranti lunak navigasi umumnya, Waze memberikan informasi dan peta berdasarkan masukan komunitas pemakainya. Informasi mengenai kecelakaan, kemacetan jalan, polisi, bahaya berdasarkan kondisi nyata yang dilaporkan para penggunanya.
Pengguna Waze (wazers) juga bisa melakukan pemutakhiran peta, pemberian nomor rumah/bangunan, penandaan lokasi secara pribadi dan langsung.
Waze juga mempunyai fasilitas ngobrol (chat), memberikan poin untuk setiap kegiatan yang dilakukan seperti menjelajah, memutakhirkan peta dan peristiwa khusus lainnya. Atau dengan kata lain, Waze adalah gabungan dari aplikasi navigasi dengan jejaring sosial dan permainan online.
Waze kini memiliki 78 juta pengguna terdaftar di seluruh dunia. Pada November 2013, jumlah pengguna Waze di Indonesia telah mencapai 750.000 pengguna.
Menanggapi penilaian Waze soal lalu lintas Kota Hujan, Wakil Walikota Bogor Usmar Hariman mengaku tidak setuju. Menurutnya, jika kualitas lalu lintas buruk, masyarakat dari dalam dan luar Kota Bogor tak akan merasa nyaman memburu kuliner setiap akhir pekan. Faktanya, suasana lalu lintas di Kota Hujan setiap akhir pekan selalu padat dengan kendaraan.
"Mereka merasa nyaman itu. Kalaupun indeks 3,1 itu jelek sebagai ukuran, nyatanya RI 1 (Presiden Joko Widodo, red) mau bertempat tinggal di Kota Bogor," sebutnya.
Menurut Usmar, pengelola aplikasi navigasi Waze yang merupakan komunitas masyarakat berbasis lalu lintas sebaiknya tak hanya mengkritik, namun juga memberi solusi. Itu penting untuk perbaikan ke depan.
"Kalau hari biasa lancar saja. Tingkat kecelakaan lalu lintas juga cukup kecil. Harusnya ada solusi juga untuk kota-kota yang disebut buruk," cetusnya.(ent)