Banner 1

Tuesday 23 August 2016

Haduh, Ternyata Revitalisasi Pasar Bogor Asal-asalan!

BOGOR – Revitalisasi Pasar Bogor yang dikerjakan  PT Waskita Jaya Purnama, mendapat sorotan dari Komisi C DPRD Kota Bogor. Selain pekerjaan proyek yang asal-asalan.
Komisi yang membidangi pembangunan itu juga menemukan proyek dengan anggaran Rp11,5 miliar tersebut rawan bagi pengunjung dan pedagang yang berjualan.

Lantaran, mereka menemukan keramik lantai flooring yang ditumpuk dengan existing keramik yang ada. Mengingat usia bangunan yang sudah tua, kondisi tersebut dikhawatirkan akan menambah beban bangunan.
“Kalau nanti rubuh bagaimana? Harus memikirkan keselamatan pengunjung,” ujar anggota Komisi C DPRD Kota Bogor, Yus Ruswandi, di sela-sela inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Bogor, Jumat (19/8/2016).

Belum lagi, salah satu perwakilan konsultan mengatakan, sebagian bangunan di Pasar Bogor sudah retak-retak, sehingga sangat rentan ambruk. Sementara itu, Ketua Komisi C Zaenul Mutaqin mengatakan, ada kegiatan teknis yang belum pas dan belum memiliki dasar kajian.
Pembangunan keramik yang dilakukan di setiap lantai pada revitalisasi pasar Bogor  ditumpuk pada existing keramik yang ada.
“Kajian ilmiah dari tim ahli bangunannya juga tidak ada, jadi, hal ini menjadi sorotan dan perhatian kami,” bebernya.

Proyek Benomor SPPBJ 027/04/SPK/PJKRPB/PPK/VI/2016 itu, akan dilaksanakan selama 250 hari. Namun, dalam papan plang yang ada di pasar Bogor, kegiatan waktu pelaksanaan selama 189 hari.
“Soal waktu kerja ini juga bisa menjadi masalah apabila tidak sesuai dengan hasil lelang di unit layanan pengadaan (ULP). Tidak perlu terburu-buru dalam menyelesaikan pekerjaan revitalisasi. Sesuaikan saja waktunya berdasarkan hasil ULP, agar pekerjaan berkualitas,” katanya.
Di tempat yang sama, Direktur Operasional PD Pasar Pakuan Jaya (PPJ), Syuhairi mengatakan, revitalisasi Pasar Bogor dilakukan pada lantai dasar, lantai 1 dan 2, dengan total los dan kios 2.100. Sampai saat ini, pekerjaan sudah dilakukan sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB).

Terkait masalah pemasangan keramik menimpa keramik yang ada, pihak PD-PPJ sudah meminta agar keramik yang lama dibongkar dulu supaya tidak menambah beban berat pada bangunan.
Akan tetapi, karena alasannya tidak ada di dalam RAB, jadi tidak dilakukan oleh pihak kontraktor.
“Pihak pelaksana mengatakan tidak ada anggaran, karena tidak ada di RAB. Kalau dia bongkar siapa yang bayar?” kata Syuhairi menirukan gaya bicara pengembang.

Solusinya, pihak kontraktor harus membuat analisis teknis terhadap kekuatan daya dukung bangunan Pasar Bogor ini. Sebab, biaya membongkar keramik tidak ada.
Sampai sekarang PD-PPJ masih menunggu hasil analisis. Dan kalau tidak memungkinkan, maka harus dihentikan dulu kegiatan pembangunan dan menghitung ulang RAB, serta membuat rencana baru lagi.(ent)

0 komentar:

Post a Comment