Banner 1

Wednesday 24 August 2016

Para Perokok Aktif di Bogor Ramai-ramai Pindah ke Rokok Elektrik

BOGOR – Isu kenaikan harga rokok sebesar Rp50.000 membuat para penikmat tembakau menjadi resah. Akibatnya, saat ini kian banyak perokok yang perlahan mulai beralih ke rokok elektrik atau biasa dikenal dengan sebutan vape karena dinilai lebih irit.
Bima Arienanta, misalnya, sudah dua bulan ini, ia beralih menggunakan vape. Meski sedianya, ia belum sepenuhnya meninggalkan rokok. Hanya saja, intensitasnya mulai berkurang. Dari yang awalnya dua bungkus perhari kini hanya sebungkus bahkan setengah bungkus.
“Vape memiliki pengaruh yang besar untuk mengurangi atau menghentikan konsumsi rokok. Sebab, saat vaping yang memiliki banyak varian rasa lalu kembali menghisap rokok akan terasa tidak enak di lidah,” ungkap Bima.
Menurut perhitungannya, dengan kini harga rokok masih belum naik jika dibandingkan dengan vape akan terasa cukup signifikan uang yang dikeluarkan. Hanya saja memang memiliki vape akan terasa berat diawal, karena harganya yang cukup tinggi.
“Harga vape nya sendiri bervariasi, ada yang terpisah juga sepaket. Mulai dari Rp250.000 hingga jutaan rupiah,” katanya.
Selain itu, penikmat vape juga harus membeli cairan atau disebut liquid yang harganya pun beragam. Mulai dari Rp100.000 hingga Rp280.000 dengan isian 30 mili yang bisa habis tergantung pemakaian, antara tiga hingga tujuh hari.
“Katakanlah membeli liquid dengan harga Rp175.000 dibagi 6 (hari) adalah Rp29.000 an. Rata-rata orang merokok sehari dua bungkus, dengan harga normal Rp42.000 misalnya. Jadia sudah ada selisih harga Rp29.000 berbanding Rp42.000/hari,” katanya.
Meski begitu, jika diminta memilih antara rokok atau vape, Bima mengaku tidak salah satunya. Sekalipun naik menjadi Rp50.000 per bungkus, ia akan tetap mengkonsumi rokok dengan jumlah yang makin minim, satu bungkus untuk dua hingga tiga hari.
“Sebenarnya vape ini kan lebih ke gaya hidup. Fungsi sementara untuk pengganti rokok dengan sensasi yang berbeda. Bohong kalau orang ngevape langsung berhenti merokok,” ungkapnya.
Ditanya mengenai bahaya vaping, Bima mengatakan, dibandingkan saat masih hanya mengkonsumsi rokok tubuhnya kini terasa lebih segar. Selain itu, bau mulut khas perokok pun tidak lagi dirasakannya.
“Saya rasakan ketika vaping justru lebih segar dibandingkan dengan merokok dan dipagi harinya tenggorokan tidak akan terasa lengket. Mulut pun kini baunya menyesuaikan dengan rasa liquid yang digunakan, jadi tidak lagi bau ciri-ciri perokok tembakau,” katanya.
Di sisi lain, penjualan vape diakui Rizki, Staff Kuy Vape Store kian hari kian meningkat. Dalam seminggu, ia bisa menjual sebanyak 5 vape dengan omset Rp5.000.000.
“Padahal tokonya baru buka tiga minggu yang lalu, tapi sudah banyak yang mencari,” singkatnya.(ent)

0 komentar:

Post a Comment