Banner 1

Sunday 29 May 2016

Ini Dia Orang Dibelakang Booming Kaus Turn Back Crime



Munculnya beragam seragam polisi tak resmi dengan desain yang casual dinilai mampu mengubah brand kepolisian. Balutan seragam yang terlihat cool justru mampu mengubah wajah polisi di Indonesia. Dari yang semula mirip polisi-polisi di film Bollywood, berubah menjadi layaknya penegak hukum di film-film Hollywood.

Praktisi brand yang telah menerbitkan belasan buku, Yuswohady, mengamini hal tersebut. ''Selama ini image polisi di Indonesia selalu berseragam formal, tampangnya serem, berkumis dan gendut. Tapi berubah sejak masuknya fashion yang dipopulerkan Krishna Murti Cs,'' ujar Yuswohady.

Menurut dia, kesuksesan atribut baru merebranding polisi Indonesia juga tak lepas dari penggunanya. Jika atribut itu awalnya dikenalkan para petinggi polri yang telah berusia lanjut dengan perawakan tak camera face, tentu efeknya tidak seperti sekarang. ''Jadi faktor keberhasilannya juga tak bisa dipungkiri karena Krisna dan timnya,'' ujarnya. Krisna dinilai mampu merepresentasikan sosok yang muda, gagah, pandai dan melek sosial media.

Nah keberhasilan fashion mengubah image polisi itu memang sebaiknya dipertahankan. Setidaknya mungkin bisa dibuat aturan penggunaannya seperti seragam resers putih hitam yang sudah diatur dalam Perkap (peraturan kapolri). ''Tapi yang perlu diingat fashion itu seringkan efeknya instan. Tidak bisa bertahan lama,'' imbuh pria yang akrab disapa Siwo ini.

Sementara itu, outfit polisi yang makin stylish turut mendapat komentar dari kalangan desainer. Dengan mengenakan outfit yang tepat sekaligus stylish akan menambah rasa percaya diri dan menunjang citra atau imej yang diharapkan.

Didiet Maulana, perancang busana kenamaan Indonesia ini menuturkan, warna-warna yang tepat untuk polisi adalah tone yang gelap untuk menampilkan kewibawaan dan ketegasan. ”Seperti, abu-abu tua, midnight blue, dan hitam,” urainya. Dia mengapresiasi tampilan stylish yang diusung oleh polisi sebagai pelindung dan pengayom masyarakat.

Perpaduan polo shirt warna biru dongker atau midnight blue itu tampak matching dengan khaki pants beraksen kantong-kantong untuk keperluan fungsional. Sehingga menunjang kinerja sekaligus menghasilkan tampilan sosok yang tegas dan disegani.

Desainer pemilik brand IKAT Indonesia dan Svarna ini mengungkapkan jika dirinya akan menyambut baik jika diminta menjadi konsultan untuk seragam polisi. ”Wah, saya mau sekali. Tentu harus ada riset khusus dalam membuat desainnya,” ucap pria berkacamata ini. Pentingnya riset agar fungsi utama seragam tersupport dengan baik serta tetap menghasilkan look yang berwibawa dan kharismatik.

Apakah tertarik menambahkan unsur khas Indonesia ke dalam seragam polisi, mengingat Didiet begitu concern pada tenun ikat? ”Bisa jadi, namun tetap harus dilakukan riset terlebih dulu. Karena motifnya harus sesuai dengan peran polisi sebagai pelindung dan pengayom masyarakat,” papar Didiet.

Siapa sebenarnya sosok dibalik pembuatan seragam keren polisi di Indonesia? Ternyata salah satunya anak muda asal Bandung bernama, Yugi Prasetyo, 31. Dia merupakan orang yang dipercaya memproduksi massal polo shirt ikonik ”Turn Back Crime”.


Kebetulan, salah satu teman Ugie adalah orang yang mengeluarkan produk asli dari Turn Back Crime. Dari akun media sosialnya, Ugie tahu bahwa temannya itu sedang kehabisan stok produk-produk Turn Back Crime. ”Akhirnya, saya menawarkan diri untuk memproduksi. Mereka welcome dan meminta sample sebagai contoh,” jelas Ugie.

Sampel tersebut pun akhirnya sampai ke tangan Tim Turn Back Crime Indonesia yang dikoordinir oleh Polda Metro Jaya. Mereka tertarik dengan sample yang diajukan Ugie. Kerja sama pun dimulai. Sebanyak 1.000 polo shirt Turn Back Crime jadi proyek pertama Ugie. Soal desain, Ugie mengatakan sudah ada desain resmi dari Polda Metro Jaya. ”Jadi kami tinggal mengikuti saja modelnya. Untuk produk lain seperti jaket, kameja lapangan, dan yang lainnya itu kami yang mengajukan desain,” tutur ayah dua anak itu.
Sejauh ini, Ugie hanya menerima pesanan dari Polda Metro Jaya. Ugie mengaku, ada juga beberapa pihak yang tertarik memesan produknya. Menguntungkan memang. Namun, Ugie tidak mau gegabah. Dia selalu mengarahkan orang-orang yang tertarik melakukan pesanan untuk berkoordinasi terlebih dahulu dengan tim Turn Back Crime Indonesia. ”Pokoknya orderan selalu saya arahkan ke timnya Pak Krishna,” katanya.(net)

0 komentar:

Post a Comment