Banner 1

Wednesday 27 February 2019

Simulasi Pileg 2019, Persaingan Antar Caleg di Kabupaten Bogor Berlangsung Ketat. Berikut Datanya!

BOGOR-RADAR BOGOR, Perebutan suara antara calon legislatif (caleg) di Kabupaten Bogor diprediksi bakal berlangsung ketat. Bahkan, ada tiga wilayah di Kabupaten Bogor yang layak disebut daerah pemilihan (dapil) neraka, karena saking sengitnya persaingan.

Kondisi itu tergambar dalam hasil simulasi pencoblosan surat suara Pileg 2019 Kabupaten Bogor yang dilakukan Radar Bogor pada Kamis (21/2/2019) hingga Sabtu (23/2/2019), tiga dapil neraka itu di antaranya dapil I dan II dan III. Di tiga itu, selisih suara antar-calon sangat tipis.

Misalnya di dapil I Kabupaten Bogor yang meliputi Cibinong, Citeureup, Sukaraja Klapanunggal dan Babakan Madang. Sebanyak 5,29 persen warga mencoblos Fonny Oktarina. Torehan ini membuat calon legislatif (caleg) asal Demokrat itu mendapat suara tertinggi. Unggul tipis dari Januaria Quarta dari Golkar di tempat kedua dengan suara 4,50 persen. Sedangkan posisi ketiga ditempati caleg asal Gerindra Rudy Susmanto dengan 3,70 persen suara. Sementara caleg petahana dari PDI-P Saptariyani menempel dengan 2,38 persen suara.

Di bawah keempat caleg itu, jarak perolehan suara caleg-caleg lainnya tak terpaut jauh. Arif Abdi dari PAN misalnya. Dia mampu menoreh angka 1,85 persen diikuti caleg pendatang baru Gada Sembada dari PDI-P. Mantan birokrat tersebut memperoleh 1,32 persen suara.

Persaingan sengit juga terjadi di Dapil II Kabupaten Bogor. Bahkan selisih antara caleg suara tertinggi dan kedua hanya 0,89 persen. Dimana caleg asal PAN Ghozali memuncaki suara dengan torehan 5,86 persen. Disusul caleg petahana asal Gerindra Adi Suwardi 4,97 persen suara.

Sementara Sulaeman dari PKS dan Moch Hanafi dari Demokrat yang juga caleg petahana harus berbagai suara yang sama dengan perolehan 3,02 persen. Seperti dengan dapil I Kabupaten Bogor, dapil yang meliputi Cileungsi, Gunung Putri, Sukamakmur Jonggol, Cariu dan Tanjungsari ini juga diisi oleh mantan birokrat. Adalah Beben Suhendar dari Gerindra yang mampu bersaing dengan torehan 2,84 persen suara.

Beranjak di dapil III Kabupaten Bogor yang meliputi Ciawi, Megamendung, Cisarua, Caringin, Cijeruk, Cigombong dan Tamansari perebutan suara tidak lagi seketat dua dapil sebelumnya. Namun masih cukup sengit. Ahmad Taufik asal PAN menjadi caleg yang paling banyak dicoblos dengan torehan 11,63 persen. Disusul Fahir Malfahim asal Nasdem 8,31 persen dan Habib Rifkifauzan dari Gerindra 7,76 persen. Dibawah ketiganya ada Asep Buldan dari PKS yang meraup 4,71 persen suara.

Lalu bagaimana dengan tiga dapil lainnya? Dalam hasil simulasi pencoblosan surat suara Pileg 2019 Kabupaten Bogor yang dilakukan Radar Bogor, selisih antara caleg suara tertinggi dengan kedua dan seterusnya terlalu jomplang. Semisal di Dapil IV Kabupaten Bogor. Caleg asal Golkar Puguh Kuswanto mendominasi suara dengan torehan 14,21 persen. Sementara Muhammad Romli dari PPP yang berada di urutan kedua hanya mendulang 4,52 persen suara.

Hasil ini juga terjadi di Dapil V Kabupaten Bogor yang meliputi Leuwiliang, Leuwi Sadeng, Nanggung, Sukajaya, Cigudeg, Jasinga, Tenjo dan Parung Panjang. Perolehan M Raushan Fikri jauh meninggalkan caleg-caleg lain. Caleg asal PAN itu memperoleh 8.88 persen suara. Diikuti Rendra Lesmana dari PPP dengan 3,66 persen dan Agus Awaludin dari Golkar 2,61 persen.

Sementara untuk Dapil 6 Kabupaten Bogor. Raden Dadang Zaelani dari PAN memuncaki perolehan suara dengan torehan 16,62 persen. Diikuti Rosdiana caleg asal PDI-P 8,31 persen dan Muhmud dari PKB yang memperoleh 6,75 persen suara.

Perlu diketahui, simulasi penyoblosan surat suara pileg 2019 Kabupaten Bogor masih satu rangkaian dengan simulasi Pileg 2019 Kota Bogor. Kegiatan ini rutin dilakukan Radar Bogor jelang berlangsungnya sebuah pesta demokrasi.

Pemimpin Redaksi (Pemred) Radar Bogor, Aswan Achmad menuturkan, simulasi penyoblosan surat suara Pileg 2019 Kabupaten Bogor terbilang paling menantang. Lantaran ruang lingkup simulasi yang sangat luas. Ada 40 kecamatan yang didatangi tim simulasi. “Tim ini kemudian menyebar sesuai dengan daerah pemilihan,” ujarnya.

Seperti simulasi yang dilakukan di Kota Bogor (Baca Radar Bogor Edisi 25 Februari 2019), tim simulasi bergerak ke titik-titik keramaian di enam daerah pemilihan Kabupaten Bogor. Dimulai dari puskesmas, kantor kecamatan/kelurahan, pasar tradisional hingga pusat perbelanjaan. Dengan membawa tiruan kotak suara tim simulasi mempersilakan pemilih potensi untuk menggunakan hak suaranya secara sukarela.

Sementara itu, selisih suara yang tipis antar caleg dalam hasil simulasi pencoblosan surat suara Pileg 2019 Kabupaten Bogor yang dilakukan Radar Bogor

menjadi tantangan sendiri bagi partai politik di Tegar Beriman.

Ketua DPD PAN Kabupaten Bogor Arif Abdi menilai, perolehan suara yanng tipis dalam hasil simulasi Radar Bogor, karena caleg-caleg baru mau bekerja keras untuk menggerakan mesin partai. Mereka pede melawan caleg-caleg petahana yang notabene sudah mempunyai basis massa.

“Kami percaya proses tidak akan menghianati hasil. Begitu juga dengan apa yang sudah dilakukan caleg-caleg baru yang berjuang dari nol,” imbuhnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Wakil Ketua DPD Golkar Kabupaten Bogor, Aan Triana Alhmuharom. Menurut dia, kerja keras caleg baru membuat persaingan suara tidak hanya menjadi milik petahana.

“Makanya kunci untuk bisa mendapat suara masyarakat adalah silaturahmi, datangi masyarakat dan tampung keluhannya,” tukasnya. (dka/d)

 

0 komentar:

Post a Comment