Banner 1

Tuesday 26 July 2016

Miris… Kawasan Puncak Kabupaten Bogor, Surganya Kaum Marjinal!

BOGOR – Puncak tak hanya menjadi tempat favorit wisatawan dan imigran saja. Kaum marjinal pun menasbihkan kawasan berhawa sejuk ini sebagai surganya mereka.
Mulai dari anak punk, pengemis, gelandangan, pengamen hingga waria. Minimnya penindakan dari Pemerintah Kabupaten Bogor, membuat mereka berjaya disana.

Kaum marjinal di kawasan Puncak adalah masyarakat kelas bawah yang terpinggirkan. Asal mereka pun beragam. Tak hanya dari ibu kota, warga setempat pun turut mengais rupiah dengan menegadahkan tangan di setiap mobil yang tersendat arus kemacetan.

Namun tidak semua bisa mengais rezeki sembarang di sana. Ada mafia pengemis yang mengatur semua itu. Hampir seluruh gelandangan, pengemis dan anak jalanan (gepeng anjal) memiliki bos masing-masing.
Untuk mereka yang beradadi jalur Puncak, harus menghadap dulu kepada RN (40). Pria asal Kota Ambon, Provinsi Maluku itu adalah kordinator seluruh pengemis disana.

Ia bahkan lebih fasih menyebutkan jumlah gepeng di Puncak, daripada camat maupun kepala desa.
“Semua saya yang korrdinir. Total ada 60 pengemis. Di Megamendung ada 18 orang, dan Cisarua ada 22 orang. Sedangkan sisanya menyebar ke wilayah lain. Kalau ada pengemis baru, anak buah saya akan melapor dan menyuruh untuk menghadap ke saya dulu,”

Lainnya halnya dengan anjal. Berdandan ala punk, mereka hidup bebas tanpa kordinator atau bos.  Mereka dibebaskan mengamen dimana saja, yang terpenting tidak dengan cara kekerasan dan memaksa.

“Kami ngamen cumn buat makan dan merokok. Kami hidup di jalan dan cari makan. Tapi jika ada anak punk yang mencopet atau memaksa dan ketahuan, saya yang akan kasih pelajaran bagi dia, ”ujar Obet (29) salah satu pentolan anak punk di Kecamatan Cisarua.

Sementara untuk waria, mereka berjalan berkelompok kecil. Antara dua hingga tiga orang saja. Di puncak ada 28 kelompok waria tersebar disana.

0 komentar:

Post a Comment