Banner 1

Tuesday 27 February 2018

Sejuta Siswa Daftar SNMPTN, Website Sempat Down


BOGOR–RADAR BOGOR, Keluhan siswa SMA kesulitan dalam mendaftar SNMPTN secara online ternyata tidak hanya dirasakan di Bogor. Hampir seluruh kota dan kabupaten di Indonesia meng­alami hal itu.

Sebelumnya, siswa melakukan verifikasi secara online dalam Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), mengenai rekam jejak prestasi akademik siswanya yang terseleksi di sekolah.

Nah, kemarin (25/2) giliran siswa mendaftarkan secara online dengan memasukkan NISN dan password login yang mereka dapatkan ke laman http://www.web.snmptn.ac.id/. Namun, di hari pertama tersebut, kebanyakan siswa kesulitan.

Menurut Ketua Panitia Pusat SNMPTN 2018, Prof. Ravik Karsidi, hal tersebut karena di hari pertama terjadi peningkatan traffic ke website SNMPTN. ”Ya karena di hari pertama ini siswa-siswa membuka laman secara bersamaan seiring dengan diumumkannya peringkat siswa yang boleh mendaftar SNMPTN,” tuturnya.

Sehingga, menurut Ravik, banyak siswa ataupun pihak sekolah yang membuka akses ke website panitia untuk melihat posisi masing-masing.

”Karena itu, saya mengimbau agar siswa calon peserta yang ingin mendaftar membuka laman di malam hari atau saat di mana tidak banyak orang yang mengakses laman website SNMPTN,” ujar Ravik.

Ia mengatakan, untuk tidak khawatir tidak bisa mendaftar, karena rentang waktu yang diberikan cukup panjang, hingga 6 Maret mendatang. Terlebih lagi, halaman website bisa diakses selama 24 jam. ”Hingga saat ini telah tercatat 1.033.218 siswa yang lolos sebagai calon peserta SNMPTN 2018 dari berbagai sekolah di seluruh Indonesia,” katanya.

Institut Pertanian Bogor (IPB) setiap tahunnya menerima siswa dari jalur SNMPTN ini. ”Dan mungkin berbeda dengan PTN lainnya, kami selalu menerima siswa melalui jalur SNMPTN ini dengan porsi yang lebih besar dibandingkan jalur lainnya,” kata Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB Drajat Martianto.

Tahun ini, menurutnya, IPB menerima mahasiswa melalui jalur SNMPTN hingga 4.000 mahasiswa. Namun tentunya melewati seleksi yang sangat ketat, di samping mengikuti aturan dari panitia pusat.

”Karena seleksi di sini berdasarkan database yang kami miliki selama bertahun-tahun, yaitu melalui rekam jejak alumni sekolahnya yang saat ini berkuliah atau yang sudah lulus di IPB. Jika menunjukkan prestasi yang kurang baik, maka kuotanya pun akan kami kurangi,” beber Drajat.(cr1/c)

sumber : Radar Bogor

0 komentar:

Post a Comment