Bertepatan di hari ulang tahun (HUT) ke-71, RS yang berlokasi di Jalan Pajajaran itu, berbagi kasih dengan pasien gagal ginjal di ruang perawatan Hemodialisa.
Sambil membagikan bingkisan, Direktur PMI Bogor dr Andi Wisnubaroto bersama sejumlah dokter juga menyapa pasien yang ada di ruang perawatan.
“Bagaimana ibu keadaannya?” sapa dr Andi dengan ramah pada seorang penderita gagal ginjal.
Andi mengatakan, pembagian bingkisan itu merupakan bentuk tali kasih terhadap pasiennya yang secara rutin melakukan cuci darah di RS PMI Bogor. Acara ini juga bagian dari rangkaian HUT ke-71 PMI Bogor.
“Dulu itu kan pelayanan untuk pasien Hemodialisa terbatas. Sedangkan waiting list-nya pun panjang sekali. Akhirnya, kami terpanggil untuk betul-betul memberikan pelayanan hemodialisa yang maksimal, khususnya di Bogor,” ungkap Andi.
Sampai 2016, RS PMI Bogor telah menangani 250 pasien gagal ginjal yang rutin melakukan cuci darah. Sebagian besar dari mereka merupakan pasien BPJS.
Pelayanan yang menjadi salah satu unggulan RS PMI Bogor ini ditunjang saranaa medis modern, dengan ketersediaan mesin HD sebanyak 58 unit.Ke depan, kami ada rencana membuat semacam klub khusus penderita gagal ginjal. Seperti perkumpulan orang tua pengidap talasemia. Tujuannya, agar sesama pasien gagal ginjal bisa saling mengingatkan dan jadi termotivasi,” harap Andi.
Sekadar diketahui, pelayanan cuci darah di RS PMI Bogor dibuka dari Senin sampai Sabtu dengan pembagian waktu dua sif. Yakni, pagi mulai pukul 07.00-14.30 WIB dan siang mulai pukul 12.00-19.00 WIB.
Andi mengaku tengah mempersiapkan pusat layanan jantung. Yakni, dengan penyediaan alat-alat canggih seperti pemeriksaan menggunakan teknologi MRI (magnetic resonance imaging) ataupun CathLab.
Keduanya merupakan alat modern yang bisa mendeteksi kelainan pada saraf ataupun penyakit jantung.
“Ya, di tahun berjalan ini sampai tahun depan kami mempersiapkan untuk membuka layanan bagi penderita jantung. Karena selama ini pasien kan harus ke Jakarta,” bebernya.
Sementara, daya tampung di Jakarta untuk pasien jantung juga terbatas. Hal ini yang mendorong pihaknya untuk membuka pelayanan khusus penderita jantung.
“Karena memang pasien dari Bogor banyak yang ke Jakarta. Makanya, kalau sudah siap, kami akan coba berikan pelayanan ke arah sana. Daya tampung di Jakarta kan juga terbatas,” urainya.
“Tentu, ini kan butuh proses. Makanya, dari sekarang ini kami sudah persiapkan, bukan cuma gedung dan alatnya, tapi juga SDM dan lainnya,” tandasnya.(ent)
0 komentar:
Post a Comment